edisi.co.id - Sidik jari dikenal sebagai identifikasi pribadi yang unik bagi setiap individu. Pola-pola pada sidik jari bisa dibedakan dengan sangat rinci, membuatnya sering digunakan dalam aplikasi keamanan dan identifikasi personal.
Dalam teknologi, istilah sidik jari juga merujuk pada “sensor sidik jari” atau “pemindai sidik jari.”
Penerapan teknologi fingerprint melibatkan algoritma untuk menganalisis dan mengidentifikasi pola sidik jari dengan akurat.
Baca Juga: 23 Ribu Rekening Judi Online Diblokir, Publik Diminta Aktif Melapor
Teknologi ini memberikan kemudahan karena tidak memerlukan pengingatan kata sandi atau PIN.
Dalam Sains modern membuktikan bahwa sidik jari terbentuk sejak janin berusia 13 minggu di dalam kandungan. Pola itu selesai sebelum bayi lahir, dan tidak akan berubah seumur hidup, meskipun kulit bisa tergores atau mengalami luka.
Beberapa fakta penting tentang sidik jari:
1. Unik: tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari sama, bahkan kembar identik sekalipun.
2. Permanen: pola dasar tidak berubah sepanjang hidup.
3. Ilmiah: berkaitan dengan sistem syaraf dan perkembangan otak janin.
Karena keunikannya, sidik jari dipakai untuk berbagai kepentingan: dari identifikasi kriminal, sistem keamanan biometrik, hingga absensi digital.
PRIMAGEN: Tes Minat Bakat Berbasis Sidik Jari
Salah satu inovasi terbaru di Indonesia adalah PRIMAGEN (Genetic Mapping Program), yaitu alat tes minat bakat berbasis sidik jari.
PRIMAGEN.id hadir sebagai jawaban atas kegelisahan banyak orang tua yang sering bingung mengenali bakat anak. Dengan metode ilmiah berbasis biometrik, PRIMAGEN memindai sidik jari anak lalu mengolahnya menjadi laporan komprehensif tentang kecerdasan dominan, gaya belajar, hingga potensi karier.
Keunggulan PRIMAGEN:
1. Akurat dan ilmiah: menggunakan teknologi analisis sidik jari yang sudah terbukti dalam penelitian internasional.
2. Holistik: hasil mencakup kecerdasan logis, linguistik, musikal, visual, kinestetik, interpersonal, dan intrapersonal.