Sigit menilai, hingga kini kepolisian masih mengumpulkan bukti dan informasi untuk memastikan latar belakang pelaku.
“Untuk saat ini salah satu dari yang melakukan operasi terduga pelaku, dan untuk motif memang saat ini sedang kita dalami berbagai macam informasi," tegas Sigit di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Jumat, 7 November 2025.
"Tentunya akan kita kumpulkan supaya menjadi satu informasi yang bulat pada saat diinformasikan,” sambungnya.
Sigit menambahkan, polisi telah mengantongi identitas terduga pelaku dan sedang melakukan penyelidikan terhadap lingkungan sekitar, termasuk rumah pelaku.
“Untuk terduga pelaku saat ini sudah kita dapatkan, anggota sedang melakukan pendalaman terkait dengan identitas pelaku," terang Sigit.
"Kemudian juga lingkungan pelaku, termasuk rumah dan hal-hal lain yang saat ini sedang kita dalami,” tandasnya.***
- Linimasa media sosial (medsos) tengah dipenuhi pembahasan sebagian publik tentang insiden letupan bom rakitan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta, pada Jumat, 7 November 2025.
Peristiwa ledakan itu terjadi di area masjid sekolah saat kegiatan Salat Jumat berlangsung.
Berdasarkan keterangan awal, ledakan berasal dari bom rakitan yang diduga dibawa oleh salah satu siswa sekolah.
Kejadian tersebut sempat menimbulkan kepanikan di lingkungan sekolah dan menyebabkan sejumlah siswa serta guru mengalami luka akibat daya ledak.
Terkini, Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat, menangani total 15 korban ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta hingga Sabtu, 8 November 2025.
Dari jumlah tersebut, 14 korban menjalani perawatan inap dan satu korban lainnya hanya membutuhkan perawatan jalan.
Manajer Pelayanan Medis RS Yarsi, dr Irmadianti mengatakan sebagian besar korban mengalami gangguan pendengaran akibat efek suara ledakan.
Irmadianti lalu menyatakan, sebagian lainnya menderita luka bakar dan trauma pada tubuh bagian dalam.
“Saat ini di Rumah Sakit Yarsi kami menangani 15 korban," ungkap Irmadianti kepada awak media di Jakarta, pada Sabtu, 8 November 2025.