"Sebanyak 13 korban dirawat inap biasa dengan kondisi rata-rata mengalami gangguan pendengaran,” sambungnya.
Satu Korban Jalani Operasi Darurat
Dari total korban, Irmadianti menyebutkan, 1 orang mengalami luka berat sehingga harus menjalani operasi darurat.
Pasien tersebut kini diketahui mengalami luka bakar parah dan cedera pada bagian perut akibat gelombang ledakan.
“Satu korban mengalami gangguan yang cukup berat sehingga harus segera dilakukan operasi emergensi kemarin,” jelas Irmadianti.
Sementara satu korban lainnya hanya menjalani perawatan rawat jalan setelah pemeriksaan dokter spesialis dan diperbolehkan pulang.
Di sisi lain, Irmadianti memastikan seluruh korban yang kini masih dirawat berada dalam kondisi stabil dan terus mendapatkan perawatan intensif.
“Kondisi korban saat ini dalam perawatan kami, stabil,” tuturnya.
Terkait banyaknya korban ledakan, sebagian publik pun turut menyoroti adanya temuan bom rakitan dalam insiden tersebut.
Usut punya usut, ledakan terjadi sesaat setelah khutbah Salat Jumat berakhir dan sebelum iqamah dikumandangkan.
Kronologi dan Dugaan Motif
Salah satu saksi mata sekaligus siswa kelas XI di SMAN 72 Jakarta, Sela mengatakan dirinya berada di selasar masjid saat mendengar suara ledakan keras.
Sela bercerita, kala itu dirinya sempat melihat tiga bom rakitan di lokasi kejadian.
“Saya menduga siswa ini ingin balas dendam dan bunuh diri. Tadi saya lihat ada tiga jenis bom dan hanya dua yang meledak,” kata Sela kepada awak media di Jakarta, pada Jumat, 7 November 2025.
Menurutnya, suasana sekolah pada pagi hari berjalan normal. Para siswa bahkan sempat mengikuti kegiatan Adiwiyata sebelum Salat Jumat dimulai.