Edisi.co.id - Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Tanfidziyah PW NU Jawa Barat, Kiai Lukman Hakim saat mengapresiasi komitmen kuat Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat dalam membangun keluarga Qur’ani pada kegiatan Sosialisasi 1000 HPK Di Lingkungan Pesantren.
Kegiatan ini menargetkan penguatan pemahaman 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di kalangan agamawan, santri, ustaz, dan keluarga pesantren dengan mengangkat tema “Ketahanan Keluarga Qur’ani: Membangun Generasi Sehat, Mandiri, dan Berdaya di Era Modern” hasil kerja sama dengan Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) PW NU Jawa Barat dan BAZNAS Jawa Barat, (19/11/2025).
Menurutnya, sejak tiga periode berada di PWNU Jawa Barat, baru kali ini ia melihat kolaborasi yang begitu serius dan terarah.
“Selama tiga periode saya di kepengurusan PWNU Jawa Barat, baru BKKBN Jawa Barat saat ini yang punya komitmen kuat untuk membangun keluarga Qur’ani,” ujarnya.
Baca Juga: HKG ke-53, Momen PKK Jabar Teguhkan Komitmen Dukung Jabar Istimewa
Kiai Lukman juga menegaskan pentingnya kolaborasi Kemendukbangga/BKKBN dan pesantren dalam memperkuat ketahanan keluarga. Ia mengutip pandangan antropolog mengenai asal mula peradaban bangsa.
“Peradaban bangsa itu bermula dari keluarga. Dan hari ini, pihak yang diberi otoritas negara untuk mengurus keluarga adalah Kemendukbangga/BKKBN,” tegasnya.
Sehingga menurutnya, jika Indonesia ingin maju, maka penguatan keluarga yang digerakkan oleh Kemendukbangga/BKKBN adalah kunci strategis.
“Maju tidaknya Indonesia itu seakan-akan tergantung BKKBN-nya,” tambahnya, menekankan pentingnya peran lembaga tersebut dalam membangun kualitas generasi.
Ia juga mengajak seluruh agamawan, khususnya NU untuk mengambil peran lebih aktif karena organisasi ini memiliki basis hingga tingkat akar rumput.
“NU punya garis sampai grass root. Kami bisa memberikan layanan edukasi bagi calon pengantin. Mereka bisa diberikan pemahaman apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menikah,” ujarnya.
Senada dengan yang disampaikan Kyai Lukman, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi, menjelaskan bahwa pesantren memiliki basis komunitas yang kuat sehingga efektif untuk memperluas edukasi keluarga.
“Kita melakukan sosialisasi 1000 HPK di kalangan pesantren, karena NU dan lembaga pendidikannya merupakan basis yang sangat strategis,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa angka stunting Jawa Barat saat ini masih berada di 15,9%, dan penanganannya membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
“Menurunkan satu persen saja butuh effort besar dan kolaborasi luar biasa. Ini bukan hanya tugas Kemendukbangga/BKKBN, tapi juga akademisi, CSR, media, dan terutama tokoh agama,” jelasnya.