“Semoga bapak-bapak dan ibu-ibu yang telah membantu kami selalu diberi kesehatan dan rezeki oleh Allah. Bantuan ini sangat berarti bagi kami,” ucapnya lirih.
Kisah Nuraini menjadi gambaran kecil dari ribuan keluarga penyintas banjir di Pidie Jaya. Di tengah keterbatasan dan kondisi darurat, mereka tidak hanya membutuhkan bantuan fisik, tetapi juga kehadiran yang menenangkan dan menguatkan secara emosional.
Baca Juga: Menperin: Banjiri E-Katalog Dengan Produk Industri Dalam Negeri
Melalui program-program yang menyentuh sisi kemanusiaan, pemerintah menegaskan komitmennya untuk hadir bersama masyarakat, tidak hanya saat bencana terjadi, tetapi juga dalam proses pemulihan. Harapan itu kini mulai tumbuh kembali—dimulai dari senyum anak-anak yang perlahan merekah di pengungsian, menjadi tanda bahwa kehidupan bisa kembali ditata, setahap demi setahap.