Rasa sakit fisik akibat medan yang tajam pun seolah mati rasa demi memenuhi kebutuhan perut keluarga yang menunggu.
"Kadang kena duri kaki kami tidak terasa," tutup wanita itu mengakhiri ceritanya.
Perjuangan warga Sibolga ini menjadi potret nyata betapa sulitnya distribusi bantuan di wilayah-wilayah yang terisolasi secara geografis, di mana untuk sepiring nasi saja, nyawa harus menjadi taruhannya.***