Edisi.co.id - Belakang ini beredar di sejumlah media sosial surat Majelis Nasional Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) Nomor : 249/A/MNK/KAHMI/XI/2021, perihal Penjelasan. Surat yang ditujukan kepada Koordinator/Ketua Umum Majelis Wilayah dan Majelis Daerah Kahmi di berbagai daerah itu, berisi penjelasan terkait keberadaan Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita, serta berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Sujana Sulaiman.
Surat yang ditandatangani Koordinator Presidium MN Kahmi Ahmad Riza Patria dan Sekretaris Jenderal Manimbang Kahariady itu, telah menuai sikap pro-kontra di antara warga Hijau-Hitam. Sebagian menilai surat tertanggal 8 November 2021 itu berpotensi mematikan kreativitas anggota. Berbagai kegiatan ilmiah yang dilakukan forum tersebut sangat bermanfaat dan sejalan dengan tujuan organisasi yang bernapaskan Lima Kualitas Insan Cita ini.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal MN Kahmi, Manimbang Kahariady menjelaskan bahwa surat itu sebagai respons MN Kahmi atas banyaknya pertanyaan dari anggota. “Surat itu semacam guidance, penjelasan, kepada Majelis Wilayah dan Majelis Daerah. Jadi, konteksnya kepada aparat kita di Majelis Wilayah dan Majelis Daerah, supaya mereka tetap mewaspadai berbagai kegiatan yang berpotensi menimbulkan friksi atau polarisasi,” tegasnya.
Baca Juga: Kedubes Kerajaan Belanda Kunjungi Kota Depok, Untuk Melihat Peninggalan Sejarah
Menurutnya, MN Kahmi tidak mungkin melarang warga Kahmi untuk berdiskusi atau berdialog dalam suasana kebersamaan dan kekeluargaan. Itulah kekayaan kita, potensi dasar yang harus dirawat. Namun ketika ada gejala mengarah pada politik praktis, maka perlu tindakan tegas dalam rangka disiplin organisasi.
“Kahmi merupakan wadah bersama, tamansari. Warga Kahmi berasal dari berbagai disiplin ilmu, latar belakang budaya, partai politik, profesi, dan sebagainya. Kahmi sebagai rumah bersama harus tetap dijaga dalam semangat kekeluargaan yang diikat oleh ketentuan dan koridor organisasi,” lanjutnya.
Baca Juga: Jerman Menang Telak 9-0 Lawan Liechtenstein, Dalam Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022
Sikap kritis Kahmi harus tetap terjaga, lanjut Manimbang, yaitu sikap kritis yang konstruktif, konseptual, yang dibicarakan bersama secara organisatoris, sehingga tidak ada kesan wadah ini digunakan oleh pribadi atau kelompok tertentu untuk kepentingan politik.
Karena itu, MN Kahmi akan terus bersikap antisipatif, melakukan diteksi dini terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan polarisasi atau benturan yang akan menganggu konsolidasi. Potensi benturan bisa terjadi apabila kita keluar dari koridor atau etika dalam mengelola organisasi, seperti menyampaikan sikap dan pandangan politik untuk mendukung komunitas, kelompok atau pribadi tertentu yang mengatasnamakan Warga Kahmi, Guru Besar Kahmi, Forum Insan Cita dan sebagainya. “Penegakan disiplin organisasi merupakan kata kunci dari suksesnya konsolidas,” lanjutnya.
Baca Juga: Hadiri Ijtima’ Ulama, Sekum PERSIS Sebut Keterlibatan PERSIS Pada Ijtima' Ulama Cukup Signifikan
Ke depan, Manimbang mengharapkan agar seluruh aparat Kahmi di wilayah dan daerah tetap melaksanakan program yang menjadi jatidiri dan ciri khas Kahmi. “Berbagai diskusi dan kajian itu sudah menjadi ciri khas Kahmi yang selalu peduli terhadap isu-isu aktual, sekaligus menjadi dasar dalam menyikapi kebijakan pemerintah,” pungkasnya. ***