"Pengukuran program KB bisa dibilang berhasil karena tahun 1970 mayoritas penduduk Indonesia mempunyai 5-6 anak. Sedangkan saat ini mayoritas penduduk Indonesia mempunyai 2-3 anak," ujar dokter Wahidin.
Dokter Wahidin pun menjelaskan gejala stunting pada anak kemudian dampak stunting pada anak dan bagaimana cara mencegah stunting.
"Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak kehamilan hingga bayi berusia 2 tahun dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak," jelas dokter Wahidin.
Dr. Wahidin menambahkan Ada 3 Kondisi yang perlu dilakukan sebagai cara pencegahan stunting pertama yaitu sejak pra nikah, kemudian dilanjutkan ketika seorang ibu hamil dan terakhir pasca persalinan masa interval.
Dirinya menjelaskan lebih spesifik Hal yang dilakukan ketika pra nikah kepada calon pengantin yaitu memberi rajin memeriksakan diri 3 bulan sebelum menikah dan screening serta pembekalan kespro. Lalu ketika hamil sang ibu melakukan monitor pertumbuhan janin memberikan nutrisi vitamin bumil serta merencanakan KB PP dan Kespro.
Terakhir pencegahan stunting dilakukan pasca persalinan bagi seorang ibu yaitu mengikuti program KB PP dan Mai lalu pindah keluarga baduta atau balita PMT bagi kasus stunting dan bantuan bagi keluarga resiko tinggi stunting.
Di lain pihak ibu Yuyun salah satu peserta dari Kecamatan Parung Kabupaten Bogor merasa senang mengikuti kegiatan sosialisasi penurunan stunting.
"Saya sangat senang sekali mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh BKKBN bersama Bapak Anton Surotto karena dengan kegiatan ini saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang stunting yang bermanfaat untuk saya juga untuk masyarakat di lingkungan saya nanti karena saya akan menjelaskan kepada mereka tentang pentingnya pencegahan stunting ini,"pungkas ibu Yuyun.