Pergantian Tahun Bagi Muslim Adalah Muhasabah Diri Dengan Mengingat Hakikatnya Jatah Umur Berkurang

photo author
- Rabu, 29 Desember 2021 | 16:56 WIB
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Dr. Jeje Zaenudin - Foto: Henry Lukmanul Hakim
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Dr. Jeje Zaenudin - Foto: Henry Lukmanul Hakim

Edisi.co.id, Jakarta - Bagi umat Islam, bertambahnya tahun Hijriyah atau tahun Masehi adalah waktu yang diberikan oleh Allah. Karena itu sebagai umat muslim agar dapat mensyukuri nikmat waktu hidup yang telah diberikan.

“Bagi mereka yang beriman pergantian tahun harus dimaknai sebagai peringatan dan bergantinya tahun peringatan jatah umurnya di dunia telah berkurang satu tahun,” hal ini dikatakann Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Dr. Jeje Zaenudin, Rabu (29/12/2021).

Dr. Jeje Zaenudin menambahkan pergantian tahun bagi siapapun tentu memiliki makna yang penting. Sebagaimana makna penting dari waktu itu sendiri.

Baca Juga: Waspada Covid-19 Jelang Pergantian Tahun

“Karena pergantian tahun hakikatnya adalah pergantian waktu kehidupan dalam rentang satu tahun yaitu siklus dua belas bulan,” ucap Dr. Jeje.

Lebih lanjut Waketum PERSIS ini menjelaskan oleh sebab itu pergantian waktu seharusnya disikapi dengan muhasabah diri, mengevaluasi perjalanan hidup dalam setahun. Semua patut bersyukur jika dalam setahun yang dilalui dapat mengukir prestasi amal soleh lebih banyak dari kesalahan dan dosa. 

“Sebaliknya jika nihil prestasi amal soleh dalam satu tahun yang lalu, sepatutnya bersedih  dan menyesal telah menyia-nyiakan waktu yang sangat mahal itu. Di samping itu waktu yang telah digunakan itu harus dipertanggungjawabkan kepada Zat pemilik waktu itu pada hari akhirat nanti,” ucapnya.

Baca Juga: Mendagri Himbau warga agar tidak Bepergian ke Luar Negeri

Ia menegaskan sangat patut disayangkan jika setiap momen pergantian waktu satu tahun, yang terpikir banyak orang hanya masalah perayaan, pesta, dan kegembiraan-kegembiraan lainnya yang hampa dari evaluasi diri. Padahal sejatinya kita tidak layak bergembira apalagi berpesta pora menyongsong pergantian tahun, manakala kita minim prestasi hidup bahkan sebaliknya bergelimang dengan dosa.

“Patutkah manusia merayakan kegembiraan atas berkurangnya jatah hidup dan semakin dekatnya ajal atau kematian. Ia mengajak kepada semuanya, mari jadikan pergantian tahun ini sebagai momentum evaluasi diri untuk memperbaiki kualitas hidup sebagai pribadi, kekuarga, umat, maupun sebagai bangsa,” tegas Dr. Jeje.

Ia juga menerangkan berbagai kesalahan, kekurangan, dosa  dan kemaksiyatan yang dilakukan sepanjang tahun 2021, perbaiki pada 2022 supaya tidak mengulang-ulang kesalahan dan kekeliruan di tahun depan.

Baca Juga: Ternyata Religiusitas dan Digitalisasi Jadi Alasan Orang Tua Menyekolahkan Anaknya ke SMP PCI

"Cukup sudah segala penderitaan, musibah dan malapetaka yang menimpa kita sepanjang 2021 menjadi pelajaran yang berharga bagi kita untuk lebih bersyukur atas segala karunia, bersabar dalam mengatasi segala cobaan, serta bekerja keras dalam mewujudkan kebajikan hidup di antara sesama umat manusia," pungkas Dr. Jeje Zaenudin.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X