Al-Iman Islamic School Bojonggede Hadirkan Pakar Assesmen Untuk Merumuskan Penilaian Yang Otentik

photo author
- Kamis, 31 Maret 2022 | 19:35 WIB

Edisi.co.id- UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3 dinyatakan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu proses penting yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan berada pada tahapan assesmen. Tepat atau tidaknya assesmen yang digunakan akan menjadi ukuran bagi tercapai atau tidak tujuan pembelajaran.

Kesimpulan ini mengemuka pada workshop yang diselenggarakan oleh Al-Iman Islamic School, Kamis, 31 Maret 2022, di komplek sekolah Al-Iman, Puri Bojong Lestari, Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Baca Juga: IBH Menyampaikan Empat Pesan Saat Hadiri Peringatan Isra Mi'raj di SMPN 10 Depok

Kegiatan yang menghadirkan Dr. Deni Hadiana, peneliti bidang assesmen pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini, berlangsung dengan hangat.

Para peserta yang terdiri dari guru-guru dan pengurus Yayasan Perguruan Al-Iman antusias mengikuti acara sampai selesai.

Berbagai pertanyaan dilontarkankan untuk memahami lebih dalam konsep assesmen yang sesuai dengan kurikulum nasional.

Deni, dalam paparannya menyatakan, capaian pembelajaran (CP) mestinya mengambarkan capaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.

“Dalam perspektif peran dan makna standar minimal, mestinya CP bersifat dinamis, dengan demikian sekolah mesti diberi pertolongan bukan larangan untuk mampu mengembangkan CP selama ‘melampaui’ CP versi pemerintah,” ujarnya.

Oleh karena itu, guru dengan pertolongan dari pihak yang relevan harus mentransformasi diri dari pelaksana kurikulum menjadi pengembang sekaligus pelaksana kurikulum.

“Kebermaknaan kurikulum terjadi hanya ketika CP, TP, Pembelajaran, dan Asesmen tulus berkhidmah pada murid. Ganti murid ganti kurikulum, bukan ganti menteri ganti kurikulum,” pungkas Deni./Naz

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X