Edisi.co.id - Baru-baru ini kabar yang beredar ke publik bahwa pemerintah sempat berencana menaikkan harga BBM jenis pertalite dan solar mendapat penolakan dari beberapa pihak.
Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih jika BBM naik akan menyebabkan dampak yang jauh lebih serius.
“Tidak baik kondisi saat ini (pemerintah) menaikkan harga BBM. Rakyat belum pulih secara ekonomi. Lalu kalau pemerintah menaikan BBM pasti ekonomi rakyat yang baru membaik tersebut akan jatuh lagi. Pada akhirnya ekonomi semakin berat,”ungkap Anggota DPR RI Achmad Hafisz.
politikus partai amanat nasional (PAN) ini menyampaikan opsi menaikan BBM bukanlah pilihan rasional, justru sebagai pilihan yang cukup terjal dan mengandung high risk (risiko tinggi).
Hafisz juga menilai harga bbm bersubsidi itu menciderai amanat pasal 33 ayat 3 uud 1945 yang berbunyi,semua yang ada di dalam dan di atas bumi segala sesuatunya dikuasai oleh negara untuk pergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat.
Baca Juga: Sehat Bersama Rakyat, 1300 peserta Ikuti Jalan Sehat & Fun Bike di Zona Madina Dompet Dhuafa
oleh karena itu, Hafisz mengaku heran, jika menteri keuangan RI 'ngotot' meminta harga BBM di naikan, padahal harga CIP di pasaran dunia turun.
Meskipun demikian,ia menyakini jika presiden joko widodo tidak akan menyusahkan seluruh rakyat indonesia.
"saya yakin presiden jokowi yang sangat pro rakyat tersebut, tidak akan mengambil keputusan yang tidak populis ini, yang pasti akan menambah beban rakyat," kata hafisz
(fatur)
Artikel Terkait
Ridwan Kamil Diteriaki Presiden Diacara PERSIS, Sekum PERSIS: Itu Spontanitas, Tidak Ada Pernyataan Resmi
Dalam Ruang Rindu Stadion Jalak Harupat : Hari Ini PERSIS Bukan Persib
Sehat Bersama Rakyat, 1300 peserta Ikuti Jalan Sehat & Fun Bike di Zona Madina Dompet Dhuafa