Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - Diskursus Profil Pelajar Pancasila terus bergulir seiring diterapkannya Kurikulum Merdeka oleh Kemenristekdikti. Untuk memahami lebih mendalam mengenai Profil Pelajar Pancasila, SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI), menghadirkan Dr. Hj. Tita Lestari, M. Pd., M. Si, tokoh pendidikan sekaligus fasilitator nasional yang telah banyak berkontribusi bagi dunia Pendidikan khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dr. Tita Lestari menjadi pembicara utama dalam seminar terbatas "Memahami Profil Pelajar Pancasila dan Implementasinya di Sekolah" yang digelar di Aula SMP Prima Cendekia Islami Jum'at, 2 September 2022.
Saat ini, dunia Pendidikan di Indonesia sedang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka diterapkan ke arah pendidikan yang progresif. ”Paradigma Pendidikan di Indonesia saat ini akan dan telah berubah. Kita sebagai pelaku Pendidikan, harus mampu beradaptasi dan mengikuti perkembangan ini,” buka Dr. Tita dalam paparannya.
Pendidikan di Indonesia yang berbasis standar menjadi tolak ukur suatu sekolah apakah telah melaksanakan proses pendidikannya dengan baik atau tidak. Jika sekolah mampu memenuhi standar-standar nasional Pendidikan yang telah ditetapkan atau bahkan lebih, maka sekolah tersebut telah berjalan dengan baik dan memiliki arah. Menurutnya tolak ukur sekolah tidak hanya dapat dilihat dari salah satu standar saja, namun harus secara lengkap dan utuh, ujar fasilitator nasional ini.
Saat ini, dengan digulirkannya Kurikulum Merdeka, maka guru harus dengan cepat merespon dan adaptif dengan kebiasaan baru. Saat ini para guru harus memiliki kebiasaan literasi yang tinggi sehingga berwawasan luas dalam mengemas pembelajaran. ”Kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk mengeksplorasi kemampuannya dalam pengajaran agar menyenangkan namun tetap dalam koridor standar isi. Guru jangan lagi hanya berpatokan kepada buku paket, namun harus mampu menghimpun dari berbagai sumber yang menunjang kualitas pembelajaran,” ujar Tita.
Selain itu, Tita juga menekankan bahwa dalam suasana pembelajaran, terutama dalam hal merdeka belajar, guru harus mampu menghadirkan pembelajaran yang interaktif, fleksibel tidak monoton satu arah sehingga kemampuan siswa tidak berkembang. Penting menurutnya menggunakan berbagai metode untuk menggali potensi yang ada pada diri siswa. Sehingga para siswa mampu menunjukkan karakter dirinya.
Tita pun menyampaikan bahwa para orang tua ataupun guru tidak boleh berpikir instan dalam suatu proses Pendidikan. Jika suatu proses Pendidikan dijalankan dengan metode-metode yang instan dengan semata-mata untuk mendapatkan hasil tertentu, maka di kemudian hari, hal yang diterima para siswa akan dengan mudah sirna.
Baca Juga: Foto: Hima - Himi PERSIS Gelar Aksi Massa Tolak Kenaikan BBM Bersubsidi di Kawasan Patung Kuda
Dengan adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka membuat para guru diberikan keleluasaan untuk membentuk karakter para siswa sesuai dengan iklim dan visi sekolah yang ingin dicapai. Profil Pelajar Pancasila, menurutnya tidak hanya berfokus pada hasil kognitif di dalam kelas, namun pada akhirnya akan membentuk para peserta didik, memiliki karakter di luar sekolah atau di lingkungan masyarakat. Saya berpendapat SMP PCI sesungguhnya telah menerapkan profil pelajar Pancasila dan kurikulum merdeka, ujar Dr. Tita.
Dalam kegiatan seminar tersebut, dihadiri juga oleh Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, Prof. Dr. Dadan Wildan, M.Hum. Pembina SMP Prima Cendekia Islami, Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si., Ph.D serta Kepala SMP Prima Cendekia Islami, Beny Saputro, S.Pd., M.Pd.
Ketua Yayasan Pendidikan PCI, Prof. Dadan menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Koordinator Gerakan Revolusi Mental, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk melaksanakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam waktu dekat. Melalui kerjasama dengan Kemenko PMK untuk profil pelajar Pancasila melalui implementasi Gerakan Revolusi dan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, kami ingin membentuk pelajar yang nasionalis, religius, dan Islami.
Baca Juga: Anggota DPR RI, Anton Surotto dan BKKBN Optimis Angka Stunting Kabupaten Bogor Bisa Turun
Insya Allah, kegiatan itu akan kami laksanakan pada tanggal 21-23 Oktober 2022 di Sekolah Alam SMP Prima Cendekia Islami, Desa Warnasari Pangalengan. Sebagai pemateri, insya Allah akan hadir Yayan Sofiani Al-Hadi, Koordinator Gerakan Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Nizar Ahmad Saputra, Asisten Staf Khusus Presiden; Prof. Atip Latifhayat, SH., LLM., Ph. D. Guru Besar Universitas Padjadjaran; Prof. Dr. Dadan Wildan, Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara RI; Siti Komariah, Dra., M.Si., Ph.D Sosiolog dari Universitas Pendidikan Indonesia, serta para praktisi pendidikan, tutupnya.
Artikel Terkait
Komite Sekolah SMP PCI Dorong Yayasan PCI Agar Segera Miliki Gedung Sekolah SMA, Ini Alasannya
Foto: Intip Keseruan Siswa SMP PCI Tadabur Alam di Kebun Raya Cipanas
Foto: 141 Siswa SMP PCI Khidmat dan Tertib Selama Berada di Istana Presiden Cipanas
Dua Kali Kunjungi Istana, Orangtua Siswa SMP PCI Berharap Ada Alumni SMP PCI yang Jadi Presiden