Inspirasi Satu Bulan Ramadhan Untuk motivasi Sebelas Bulan ke Depan

photo author
- Selasa, 9 Juni 2020 | 14:53 WIB
IMG-20200523-WA0211
IMG-20200523-WA0211

 

Oleh Al-Ustadz Sulaeman.

Edisi.co.id - Ramadhaan telah berlalu meninggalkan kita, dan berganti Syawal. Sebagai seorang muslim, kita patut merasa sedih dan berat hati berpisah dengan bulan Ramadhan. Karena ia merupakan bulan keberkahan, rahmat dan maghfirah.

Sebagaimana kita pasti telah mengetahui bahwa shaum ramadhan itu memiliki keistimewaan dibandingkan ibadah lainnya. Ibadah lainnya akan kembali untuk manusia, yaitu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan hingga lebih dari itu. Namun tidak untuk ibadah shaum Ramadhan. Ibadah tersebut, Allah khususkan untuk dirinya, sehingga pahala shaum pun bisa tak terhingga pahalanya.

Diriwayatkan oleh Bukhari, 1761 dan Muslim, 1946
عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”

Dengan begitu momen inilah yang selalu dirindukan kehadirannya itu telah pergi. Namun demikian, kita harus ikhlas merelakan kepergiaannya. Apalagi Ramdhan tahun 1441 H ini sangatlah berbeda dengan Ramadhan tahun seebelumnya. Karena selain kita menjalankan ibadah shaum Ramadhan kita juga menghadapi musibah yaitu virus corona (covid-19) secara bersama.

Namun kalau direnungkan, Ramadhan dan COVID-19 itu bisa jadi sama-sama merupakan "ajang latihan" yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia. Targetnya, Ramadhan akan mencetak manusia yang bersih secara batin (taqwa), sedangkan COVID-19 akan mencetak manusia yang bersih secara lahir (selalu menjaga kebersihan).

Sebagaimana firman Allah SWT :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al Baqarah :183)

Nah, kalau masa Ramadhan kita sepreti di karantina selama full satu bulan agar kita mencapai target (taqwa) dan Covid-19 di karantina selama 7-14 hari untuk menuju sembuh (bersih).
Lalu apa yang teritinggal dalam diri kita setelah Ramadhan berlalu? Bekas-bekas kebaikan apa yang terlihat pada diri kita setelah keluar dari masa karantina di bulan Ramadhan? apakah bekas-bekas itu hilang seiring dengan berlalunya bulan itu ? atau apakah amal-amal kebaikan yang terbiasa kita kerjakan di bulan itu pudar setelah ramadhan berakhir? inilah pertanyaan-pertanyaan yang penting dan patut kita renungkan pada diri kita khusus nya kita sebagai seorang muslim yang telah menjalankan ibadah shaum Ramadhan.

Dengan begitu kita bersyukur telah dapat melaksanakan ibadah sebulan penuh di bulan yang mulia, yaitu bulan Ramadhan. Semoga Allah menerima segala amal kebaikan kita di dalamnya, baik berupa puasa, qiyamul lail, qiraatil qur’an, shadaqah dan amalan yang lainnya. Dengan berakhirnya Ramadhan bukan berarti berakhir pula segala amalan kita. Jangan menjadikan amalan Ramadhan hanya sebagai amalan musiman.

Mari kita jaga amalan-amalan yang telah kita biasakan di bulan Ramadhan. Diantaranya kita lengkapi puasa Ramadhan kita dengan puasa 6 hari di bulan Syawal. Rasulullah bersabda,

‏مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR Muslim)

Olehnya, istiqamahlah dalam beribadah. Maka dari hasil pelatihan selama sebulan full baik berupa amalan individual maupun sosial yang dilakukan selama Ramadhan kita dapat merealisasikannya di sebelas bulan pasca Ramadhan. Bahkan lebih meningkat dibanding pada saat bulan Ramadhan.

Kita berharap dan berdoa kepada Allah Swt agar amal ibadah kita padanya diterima, istiqamah dalam ibadah dan amal shalih, dan dipertemukan kembali dengan Ramadhan yang akan datang. Aamiin !
Yang tak kalah penting agar kita bisa istiqomah dalam ibadah adalah dengan banyak berdo’a kepada Allah. Kita berdo’a agar diberi kekuatan dan keistiqomahan dalam ibadah. Diantara do’a yang bisa kita baca adalah do’a yang sering Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ

“Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR Tirmidzi)

Wallahu a’lam bishawab..

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X