Edisi.co.id - Maulana Ainul Arsy, pendiri The International of Youth Crescent Star, mengingatkan Presiden Jokowi akan pentingnya memperingati Piagam Jakarta, di hari ulang tahun Joko Widodo tersebut.
"Sederhana saja mas, ini kan selisih satu hari saja bedanya mereka, antara 21 Juni ke 22 Juni, masak sih sekelas Presiden ndak tahu momentum peristiwa bersejarah itu," kata pemuda yang mengaku sebagai aktivis milenial tersebut, saat dijumpai di kediamannya di Tanah Kusir, Selasa (22/6).
Namun ia menambahkan, seorang Presiden tentunya sangat memahami hakikat peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di setiap jengkal wilayahnya. Meski bukan berlatarbelakang aktivis, pemuda 25 tahun tersebut yakin Presiden Jokowi punya perangkat staf yang bisa membantunya.
"Ya kita kan harus jujur dan berani, sebutlah kurang track record pak Jokowi sebagai aktivis. Jadi mungkin ndak terlalu sensitif dengan momentum-momentum penting yang pernah dilewati bangsa kita. Saya bismillah saja, para staf, menteri, dan seluruh orang-orang di sekitar pak Jokowi juga jangan cuma AJS doang dong, Asal Jokowi Senang. Bantu luruskan beliau mikirin hajat hidup ratusan juta masyarakat Indonesia ini," katanya.
Maulana hanya ingin di hari-hari yang sulit saat demam isu Covid-19 ini, negara tidak boleh semakin abai terhadap kehendak rakyatnya. Ia mengatakan di atas kesulitan ekonomi, negara lebih lagi harus tanggap menyerap aspirasi tiap-tiap golongan, apalagi umat mayoritas.
"Omong kosong soal teori tirani mayoritas, mohon maaf mas saya ini alumni FISIP. Orang Islam sudah susah malah makin ditekan. Sekarang siapa yang bermain di RUU HIP ini? Siapa? Jawab mas. Kami hanya modal yakin pak Jokowi bisa meninggalkan legacy yang tepat sebelum usai masa kepemimpinannya," tandasnya. (Ihm)