Edisi.co.id - Mayor (Purn) Muhammad Saleh Karaeng Sila, Panglima Besar Pembela Tanah Air (PETA) mengajak seluruh peserta aksi masa menolak RUU HIP untuk bersama-sama membacakan teks Pancasila yang resmi yaitu Pancasila 18 Agustus 1945 ikuti kata-kata saya, 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
"Komunis tidak hafal ini, komunis hanya hafal satu yaitu “Gotong Royong”, Ucap M. Saleh dihadapan ratusan masa didepan gedung DPR RI, Kamis (16/7/2020).
Mengingat saya adalah mantan TNI banyak saudara saya yang bertanya wahai bapak Mayor (Purn) Muhamad Saleh kenapa TNI diam saat Pancasila diganggu? Kenapa Polri diam saat Pancasila diganggu? Padahal TNI dan Polri sudah bersumpah atas nama Allah untuk menegakan Pancasila ini.
Tau kenapa? Jawab M Salaeh, alasannya adalah adanya amandemen UUD 45 yang asli, maka turunlah UU Polri Tahun 2002, kemudian TNI ada UU 34 disitulah TNI dan Polri tidak bisa apa-apa.
Maka kedepan kita bisa tuntut cabut UU Polri dan TNI diatas.
"Kemaren saya mendengar statemen Prof Mahfud MD mengatakan, Presiden RI Jokowi bilang tolak RUU HIP, tetapi DPR tidak mau. Oleh karena itu sebagai rakyat hari ini kita hadir disini, tetapi tak ada satu orang pun wakil rakyat yang hadir menemui kita disini," Imbuhnya.
Disaat Pemilu mereka-mereka mengemis kekita untuk memilih mereka untuk dicoblos agar menjadi waki rakyat. Tetapi saat sudah dipilih mereka akan merubah ideologi kita.
"Maka satu-satunya cara adalah bubarkan Parlemen melalui dekrit Presiden. Kalau dekrit Presiden tidak mau membubarkan parlemen maka ada jalan kedua yaitu Sidang Istimewa." Pungkasnya.
Reporter: Henry Lukmanul Hakim
Editor: Ilham Dharmawan.