Dr Ujang Komarudin: Bahayanya Oligarki dan Dinasti Politik

photo author
- Sabtu, 18 Juli 2020 | 15:00 WIB
images (6)
images (6)

 

Edisi.co.id - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Dr Ujang Komarudin menilai peluang dan kans Gibran-Tegus untuk menang sangat tinggi. Dan bahkan mungkin saja Gibran-Teguh akan lawan kontak kosong.

Ujang menambah,  dari konstruksi politiknya bisa jelas terlihat,

Pertama, Gibran akan RI-1. Anak presiden, yang memiliki semua sumber daya untuk bisa memenangkan Gibran. Sumber daya kekuasaan, jaringan, birokrasi, hukum, finansial, dan lain-lain dimiliki Jokowi. Jadi Gibran akan menang mudah.

Kedua, PDIP partai pemenang di Solo. Dari 45 kursi DPRD Kota Solo. PDIP mendapat 30 kursi. Dan partai-partai lain juga merapat dan mendukung Gibran.

"Gibran itu dipersiapkan untuk maju Cawalkot dan untuk menang. Bukan untuk kalah. Ini soal harga diri keluarga presiden," kata Ujang, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/7/2020).

Ujang melihat, perjalanan Gibran menuju Cawalkot di PDIP. Dia tidak lolos syarat administrasi di internal PDIP. Tapi dipaksakan lolos dan direkomendasikan oleh PDIP menjadi Cawalkot Solo. Itu artinya PDIP melanggar aturan internalnya sendiri demi Gibran. Demi anak Jokowi yang ingin jadi walikota Solo mengikuti jejak ayahnya.

"Jadi Jokowi sebagai presiden dan PDIP sebagai partai pengusung sangat serius terkait pencalonan Gibran. Jadi dia akan menang dengan mudah," imbuhnya.

Bahkan saya sebutkan di atas. Bisa saja dia akan lawan kotak kosong. Atau ada lawan. Tapi cuma boneka. Dimunculkan hanya untuk meramaikan.

Karena Gibran itu anaknya, bisa dikatakan Jokowi sedang membangun dinasti politik. Mungkin mumpung sedang jadi presiden, sedang punya kekuasaan, akhirnya dorong anaknya jadi walikota. Padahal kita tahu, dulu Jokowi pernah bilang, bahwa anak-anak dan keluarganya tak akan masuk politik.

"Politik kita saat ini sedang diwarnai oligarki dan dinasti politik yang menguat. Dan ini akan berbahaya bagi proses demokratisasi. Demokrasi bisa dibajak oleh kekuatan oligarki dan dinasti politik." Pungkas Ujang.

Kemungkinan itu bisa terjadi. Penyalahgunaan wewenang itu akan ada. Cuma memang biasanya, akan disiasati. (Kiki)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X