Neta S. Pane: Polda Jambi Perlu Klarifikasi Baku Hantam Sesama Polisi Saat Pengamanan Aksi Unras UU Omnibus Law

photo author
- Rabu, 21 Oktober 2020 | 20:33 WIB
IMG_20201003_094549
IMG_20201003_094549

 

Edisi.co.id - Polda Jambi harus menjelaskan secara transparan kasus video viral dimana seorang perwira polisi sedang dipukuli sejumlah polisi Anti huru hara dalam aksi demo mahasiswa menolak UU Ciptaker, hal itu diungkapkan oleh Ketua Presedium Ind Police Wacht (IPW) Neta S. Pane dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/10/2020)

Neta menilai, Polri perlu mengklarifikasi Peristiwa ini. Sebab bagaimana pun Peristiwa ini sebuah peristiwa yang sangat memalukan bagi Polda Jambi dan sekaligus menggambarkan betapa buruknya koordinasi Polda Jambi dlm menangani aksi demo mahasiswa menolak UU Ciptaker.

"Akibat buruknya kordinasi ini di lokasi demo yg terjadi justru aksi baku hantam sesama polisi. Bukan hanya itu publik juga me dengan jelas, seorang polisi Anti huru hara jatuh terjengkang setelah ditendang polisi berpakaian preman," ujar Neta.

Jika dilihat dari kronologinya, perwira polisi itu menyusup ke barisan mahasiswa yg sedang berdemo. Dia memakai jaket mahasiswa. Saat terjadi kericuhan sejumlah polisi berpakaian preman terlihat menangkapnya dan lalu memitingnya serta sebagian memukulinya. Bahkan ada pula sejumlah pasukan anti huru hara ikut memukulinya. Akibatnya polisi yang menyusup itu babak belur.

"Melihat hal ini teman-teman polisi yang menyusup itu yang juga adalah polisi berpakaian preman langsung berdatangan untuk menyelamatkan perwira yang menyusup tersebut. Akhirnya baku hantam sesama polisi di tengah aksi demo pun tak terhindarkan. Bagaimana pun peristiwa ini tidak hanya memalukan Polda Jambi tapi juga memalukan institusi kepolisian," imbuhnya.

Di tempat kejadian perkara para demonstran menertawakan peristiwa ini. Begitu juga di medsos banyak yang menertawakan peristiwa ini.

Kasus baku hantam antar polisi di tengah aksi demo mahasiswa ini terjadi akibat tidak adanya koordinasi yg baik sesama aparatur kepolisian di lapangan. Selain itu tidak ada petugas yang mengawal perwira penyusup, sehingga ketika yang bersangkutan ditangkap polisi yang lain, tidak ada yang menjelaskan bahwa yang bersangkutan sedang melakukan penyusupan. Akibatnya yang bersangkutan babak belur dipukuli dan terjadi baku hantam antar polisi.

"Aksi penyusupan adalah hal biasa dalam strategi kepolisian untuk melakukan cipta kondisi, terutama dlm mengatasi aksi demo. Namun jika aksi penyusupan itu tidak terkoordinasi dengan baik, kekonyolan yang memalukan pun akan terjadi. Bukan hanya sipenyusup yang babak belur tapi sesama polisi bisa baku hantam, seperti di Jambi," tegas Neta.

Kasus ini haruss menjadi pelajaran bagi polri. Jika tidak, mahasiswa yang demo akan kembali disuguhkan pertunjukkan sesama polisi baku hantam di lokasi demonstrasi. (Ihm)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X