Edisi.co.id - Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati menyoroti kebijakan tarif balasan atau resiprokal yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Sri Mulyani mengungkap alasan Trump yang menerapkan tarif resiprokal kepada negara mitra dagangnya.
Alasan ini diketahuinya setelah melakukan berbagai percakapan bilateral di Washington DC, AS pada 24 April 2025.
Baca Juga: GBK Gabung Danantara, Rosan Roeslani: Ini PR yang Sangat Besar
Menkeu RI itu menyebut, Trump merasa terzalimi oleh sistem atau rezim di pasar global masa kini, lantaran dianggap tidak menguntungkan AS.
"Jadi di Washington kemarin headline dan topik paling menonjol adalah statement AS bahwa mereka merasa dizalimi oleh sistem di pasar global," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers ‘APBN KITA’ di kantor Kementerian Keuangan RI, Jakarta, pada Rabu, 30 April 2025.
Sri Mulyani kemudian menyoroti sistem global yang didesain dan diciptakan sendiri oleh AS sebagai pemenang perang dunia II.
Menkeu RI itu menyebut sejumlah organisasi atau badan yang diinisiasi oleh AS, seperti pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank).
"Jadi AS menciptakan sendiri suatu rezim global yang sekarang dianggap rezim global itu menjadi suatu rezim atau sistem yang tidak menguntungkan AS sendiri karena dianggap dimanfaatkan oleh seluruh negara di dunia," terang Sri Mulyani.
"Untuk menuju ke marketnya AS dan negara-negara yang kemudian melakukan praktek investasi perdagangan yang dianggap tidak adil, utamanya dengan memberikan subsidi atau trade support kepada dunia usahanya," tungkasnya.***