ekonomi

KSSK : Stabilitas Sistem Keuangan dalam Kondisi Normal

Kamis, 14 April 2022 | 11:21 WIB
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK). Foto: kemenkeu.go.id

Edisi.co.id - Kondisi perekonomian nasional mulai bergairah sejalan dengan makin meredanya Covid-19 yang diikuti pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat. “Sejumlah indikator ekonomi hingga awal Maret 2022 tercatat tetap baik, seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan eceran, kendaraan bermotor dan semen, serta konsumsi listrik,” demikian salah satu kesimpulan Rapat Koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK), 11 April 2022.

Rapat yang dilaksanakan secara viutual itu diikuti oleh Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Dari sisi eksternal, surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 meningkat menjadi 3,83 miliar dolar AS, didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas terutama dengan meningkatnya harga komoditas global seperti batu bara, besi dan baja, serta CPO.

Baca Juga: Hasil IYC: Indonesia Imbang 0-0 Lawan Barcelona

Cadangan devisa Indonesia pada Maret 2022 tetap tinggi sebesar 139,1 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Nilai tukar rupiah pada triwulan I 2022 mengalami depresiasi 0,33% secara rata-rata dibandingkan dengan akhir tahun 2021. Depresiasi rupiah tersebut lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia (1,15%, ytd), India (1,73%, ytd), dan Thailand (3,15%, ytd).

Inflasi pada Maret 2022 tetap terkendali (2,64%, yoy) didukung oleh masih memadainya sisi penawaran dalam merespons kenaikan permintaan.

Baca Juga: Tingkatkan Keamanan Aset dan Operasional KA, PT KAI Daop 1 Jakarta Tandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Po

Dari sisi fiskal, realisasi pendapatan negara hingga akhir Februari 2022 tumbuh  37,73% (yoy) mencapai Rp 302,42 triliun (16,38% target APBN 2022), ditopang pemulihan kinerja dunia usaha dan kenaikan harga komoditas yang mendorong peningkatan ekspor-impor.

Realisasi belanja negara melambat 0,1% mencapai Rp 282,7 triliun (10,4% pagu), namun tetap lebih baik dibandingkan periode Januari 2022 yang terkontraksi sebesar 13,0%. Membaiknya realisasi belanja negara didukung oleh realisasi belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 172,2 triliun, baik untuk operasional K/L maupun belanja program K/L di antaranya untuk infrastruktur serta bantuan sosial (bansos).

Kredit perbankan per Februari 2022 tumbuh 6,33% (yoy), terutama ditopang kredit UMKM-retail dan korporasi dengan pertumbuhan masing-masing  8,75% dan 5,83%.

Baca Juga: Dompet Dhuafa Berkolaborasi dengan Armada Gelar Ngabuburit Bareng, di Setu Tujuh Muara

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 11,11% terutama didukung kenaikan giro sebesar Rp 30,1 triliun. Untuk industri keuangan nonbank (IKNB), penyaluran pembiayaan meningkat ke level Rp 372 triliun, tumbuh 2,43% (yoy).

Industri perasuransian berhasil menghimpun premi pada Februari 2022 sebesar Rp 18,0 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp 11,9 triliun dan Asuransi Umum Rp 6,1 triliun.

Halaman:

Tags

Terkini