Edisi.co.id - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Palembang kembali menyelenggarakan program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Kegiatan PKU kali ini mengusung tema “Literasi Keuangan untuk Wanita Ultra Mikro”, diselenggarakan di Adeeva Hotel Bengkulu, tanggal 17 Februari 2022. Kegiatan ini diikuti 100 peserta yang merupakan nasabah PNM Mekaar Cabang Kampung Melayu dan Teluk Segara, Kota Bengkulu.
Kegiatan ini hasil sinergi dengan Bank BRI Cabang Bengkulu dan Pegadaian Cabang Bengkulu, dimana ketiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini telah bergabung dalam satu holding sejak akhir 2021.
Hadir pada acara pembukaan antara lain Pimpinan BRI Cabang Bengkulu, Ronaldo; Pimpinan Pegadaian Cabang Bengkulu, Yasrizal; KCBM Pegadaian Bengkulu, Kisworo; Pimpinan PNM Cabang Palembang, Muhammad Komar; serta para karyawan dan undangan lainnya.
Baca Juga: 9 Titik Kemacetan Jalan di Depok Akan Dilebarkan
Tampil sebagai pemateri antara lain Muhammad Arriyadhi (AMPM BRI Bengkulu) dan Dian Juniarti (Merketing Executive Pegadaian Bengkulu). Muhammad Arriyadhi menekankan mengenai cara pengelolaan keuangan serta pentingnya menabung. Dia juga menjelaskan mengenai produk tabungan Simpedes UMI BRI BRI. Pada akhir presentasi peserta dipandu mengisi formulir pembukaan tabungan tersebut.
Sedangkan Dian Juniarti dari Pegadaian menyampaikan materi mengenai investasi atau tabungan emas sebagai salah satu alternatif pengembangan aset. Produk tabungan emas ini dirancang sedemikian rupa sehingga cocok bagi pelaku usaha ultra mikro.
Pada sesi terakhir dilakukan sosialisasi mengenai rekrutmen karyawan di PNM Mekaar melalui anak perusahaan PNM yaitu PT Mitra Utama Madani (MUM). Putra-putri nasabah bisa memanfaatkan kesempatan bekerja di PNM Mekaar yang nantinya akan diberi pelatihan khusus melalui PT MUM.
Baca Juga: Olahraga Pagi Hari Kurangi Jumlah Jam Tidur Malam?
Pimpinan PNM Cabang Palembang, Muhammad Komar menjelaskan bahwa kegiatan PKU ini akan terus dikembangkan dimasa-masa yang akan datang dalam rangka mengedukasi para pelaku usaha ultra mikro. “Mereka tidak hanya membutuhkan modal finansial tapi juga modal intelektual agar modal finansial itu bisa mereka manfatkan secara optimal,” ujarnya. ***
