Edisi.co.id - Pertumbuhan ekonomi Filipina mencapai 7,6 persen lebih tinggi ekspektasi ekonom sebesar 6,3 persen, meski inflasi melonjak.
Sekretaris Perencanaan Sosial Ekonomi Filipina Arsenio Balisacan mengatakan capaian itu didorong oleh peningkatan 'jajan' untuk restoran, hotel dan perjalanan, serta investasi. Peningkatan terjadi usai pemerintah Filipina mencabut pembatasan aktivitas covid-19 dan menerapkan kembali aktivitas belajar mengajar tatap muka.
Baca Juga: KPP SKSG UI Gelar Pengmas Ecobrik di Cinangka, Depok
"Hal itu menandakan bahwa keluarga Filipina hampir kembali ke kehidupan pra-pandemi," kata Balisacan mengutip AFP, Kamis (10/11).
"Setelah kehilangan mobilitas selama dua tahun, Anda hanya ingin keluar dan melihat dunia lagi," imbuhnya.
Meski terbang tinggi, dia memperingatkan negara itu masih menghadapi 'beban yang cukup besar' dari inflasi yang tinggi dan dampak badai tropis baru-baru ini yang merusak tanaman.
Tercatat inflasi Filipina mencapai 7,7 persen pada Oktober. Inflasi yang dipicu lonjakan harga pangan itu merupakan yang tertinggi hampir 14 tahun belakangan ini.
Seperti bank sentral di seluruh dunia, pembuat kebijakan moneter Filipina juga meredam inflasi itu dengan menaikkan bunga acuan.
Artikel Terkait
Mobil Listrik Pertama Toyota di Indonesia bZ4X akan Meluncurkan Besok
Begal yang Ingin Menyerang Warkop Ternyata yang Nongkrong Polisi
Video Ibu-ibu Ngotot Tak Beri Jalan Ambulans, Viral di Media Sosial
Dewan Pers: Polri Tak Lagi Tangani Laporan Terkait Laporan Kerja Jurnalistik