Edisi.co.id- Insiden yang terjadi pada hari Selasa 18 Februari 2025 menyebabkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, dihentikan sementara.
Ini dilakukan setelah delapan murid SDN 7 Tebing Tinggi menderita sakit perut akibat menyantap hidangan, yang ditambah dengan penemuan ulat pada ompreng makanan, menyebabkan para siswa enggan melanjutkan makan.
Kapolres Empat Lawang, AKBP Abdul Aziz Septiadi, mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
"Kami masih mendalami adanya dugaan mengingat adanya korban dari pihak anak-anak. Intinya, kami belum bisa bicara lebih lanjut karena masih dalam tahap penyelidikan," ujar Abdul Aziz pada Selasa, 18 Februari 2025.
Diketahui, sampel makanan yang diduga bermasalah ke BBPOM Palembang untuk diuji.
Tanggapan BBPOM Palembang
Menanggapi hal tersebut, Kepala BBPOM Palembang, Yanni Ardianti, menyatakan bahwa hasil uji labnya akan disampaikan melalui pemilik sampel.
"Hasil uji belum dapat diberikan, dan jika pun telah selesai, maka hasil uji akan disampaikan melalui pemilik sampel,” ujar Yanni di waktu yang sama.
Pada hari itu, menu yang disajikan dalam program MBG terdiri dari ikan patin fillet crispy, bihun goreng, tahu goreng, dan pepaya.
Namun Ketua DPD Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Sumatera Selatan, Evie Hadenli, menyatakan bahwa kemungkinan adanya ulat dalam makanan sangat kecil,
"Menu ikan fillet yang tipis dan garing seperti kerupuk sangat mustahil ada belatung yang baru muncul dalam beberapa jam. Ini yang jadi pertanyaan, kecuali ikan utuh yang dimasak kurang matang, itu masuk akal,” tuturnya pada 18 Februari 2025 lalu.
Ia juga menambahkan bahwa MBG baru mulai diterapkan di tujuh wilayah Sumatera Selatan sejak Senin 17 Februari 2025 dan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab kejadian ini.
Pernyataan Kepala BGN
Dalam sebuah pernyataan, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan beberapa kendala teknis yang timbul dalam pelaksanaan MBG.