nasional

Langkah BGN Setelah Ditemukan Belatung yang Menyebabkan Keracunan pada Siswa Penerima MBG

Kamis, 27 Februari 2025 | 10:49 WIB
Kepala BGN klarifkasi tentang menu serangga untuk MBG. (Instagram.com/badangizinasional.ri)

"Itu memang hal-hal yang teknis, yang ini harus dimaklumi," ujar Deden, Sabtu 22 Februari 2025.

Ia menceritakan bahwa banyak ibu-ibu pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang belum terbiasa memasak untuk lebih dari 1.000 orang.

Ia menambahkan bahwa memang butuh waktu agar dapat memasak dengan tepat dan aman.

"Butuh waktu tiga bulan sampai dia betul-betul bisa dengan kematangan yang benar, dengan rasa yang pas, karena itu tidak mudah,” ujarnya.

Dadan juga menyoroti permasalahan kebersihan ompreng yang pernah ia temui.

“Contoh, ada catering yang sudah biasa melakukan melayani 3.000. Begitu ikut program MBG, kewalahan di dalam mencuci ompreng," jelasnya.

"Karena mereka tidak pernah mencuci ompreng, jadi mereka akhirnya mencuci sampai 14 jam. Kami yang sudah pengalaman, tahu tips and tricks-nya. Sehingga mereka yang sudah biasa di catering pun, harus kita kasih tahu bahwa mencuci omprengnya seperti itu,” tambahnya.

Mengenai dugaan belatung, Dadan menegaskan bahwa kejanggalan temuan belatung tersebut.

"Kemarin ada misalnya kasus belatung di Palembang. Saya ahli entomologi, paham betul. Tidak mungkin belatung hidup di luar omprengnya,” ungkap Dadan.

Ia memastikan untuk meningkatkan SOP pengawasan.

“Sekarang ditambah lagi SOP-nya. Setiap kali mau mengirim makanan, divideokan semuanya, foto semuanya. Karena kok tiba-tiba begitu sampai di sekolah, kenapa ada ompreng yang ada belatungnya,” ujar Dadan.

Dadan juga menambahkan bahwa SOP yang ketat telah diterapkan untuk pengiriman, serta sistem kontrol yang selalu diawasi.

“tu hal yang tidak normal yang sudah mulai terjadi. Itu meningkatkan SOP kami setiap hari, dan kami selalu pagi hari melakukan pelayanan, sorenya langsung rapat bersama seluruh Indonesia. Jadi ini program yang sangat terkontrol,” jelasnya.

"Kami punya sampel makanan setiap kali kami kirim, kami kan punya sampelnya di Satuan Pelayanan. Itu tidak ada belatungnya, kenapa? Karena bersih. Kalaupun ada belatung, pasti mati harusnya,” ungkap Dadan.

Dadan juga mengakui bahwa program MBG akan terus dievaluasi demi perbaikan yang berkelanjutan.

Halaman:

Tags

Terkini