Penggunaan gas air mata itu telah dilarang oleh FIFA, akan tetapi tak diterapkan PSSI dalam regulasi keamanan dan keselamatan mereka. Alhasil, polisi pun menyebut penggunaan gas air mata itu sudah sesuai prosedur karena berlandaskan pada Peraturan Kapolri No. 1 Tahun 2009 soal Pengendalian Massa.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, kepada Tempo sempat mengakui adanya kealpaan soal aturan penggunaan gas air mata itu dalam regulasi mereka. Dia pun menyatakan telah berkomunikasi dengan Polri untuk membuat regulasi yang lebih sesuai dengan aturan FIFA.
Penggunaan gas air mata itu dituding sebagai penyebab jatuhnya 132 korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan. Meskipun demikian, polisi menyebut bahwa penyebab kematian para korban bukan karena gas air mata, tetapi karena kekurangan oksigen akibat berdesak-desakan saat akan keluar dari stadion.