Edisi.co.id- Masjid Al Jabbar memiliki banyak daya tarik untuk menarik perhatian wisatawan untuk berwisata religi.
Selain itu, masjid ini juga memiliki nilai kerohanian dan toleransi antarumat beragama yang sangat baik dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar, mengungkapkan keanekaragaman keindahan alam Jawa Barat yang dipadukan dengan nilai-nilai kerohanian bisa menjadikan destinasi wisata memiliki keindahannya tersendiri.
Baca Juga: Intip 5 Wisata di Manggarai NTT yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun
Di sisi lain, kata Benny, Jawa Barat sebagai Provinsi dengan jumlah penduduk mayoritas Islam terbanyak di Indonesia merupakan potensi yang besar bagi perkembangan wisata religi di indonesia.
Masjid Al Jabbar ini, rencananya akan diresmikan pada 30 Desember 2022 mendatang. Masjid ini, menjadi salah satu masjid yang mengundang daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Menurutnya, arsitektur ikonik dengan bangunan mesjid berbentuk setengah lingkaran serta desain menara masjid yang kontemporer menjadi keunikan. Sekaligus, kebanggaan tersendiri dari masjid yang berlokasi di wilayah Gedebage ini.
“Saya sangat menyambut baik peresmian masjid Al Jabbar ini, karena masjid yang diinisiasi oleh Bapak Gubernur Jawa Barat ini menjadi salah satu masjid yang secara arsitektur sangat ikonik dan lokasinya strategis," ujar Benny.
Berwisata ke Masjid Al Jabbar ini, kata dia, ditopang oleh kemudahan akses dan fasilitas yang sudah dibangun Pemerintah. Seperti akses tol KM 149, kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
“Sehingga Jawa Barat memiliki destinasi wisata religi dan bersejarah yang bisa dikunjungi wisatawan untuk mengisi waktu,” katanya.
Masjid ini, kata dia, merupakan masjid megah bergaya kontemporer yang dibangun di atas lahan seluas 25 hektare yang dilengkapi banyak fasilitas sehingga, akan menjadikan masjid di kawasan Bandung Timur ini sebagai pusat edukasi Islam, wisata religi dan ruang interaksi publik representatif warga Jawa Barat bahkan ASEAN.
“Mengunjungi wisata religi tak hanya menambah wawasan, tetapi sekaligus mendekatkan diri dengan Sang Ilahi melalui syiar Islam," kata Benny Bachtiar.
Pengembangan objek wisata religi, kata dia, memiliki kekuatan penggerak perekonomian yang luas, tidak semata-mata terkait dengan peningkatan kunjungan wisatawan.
Namun yang lebih penting, adalah pengembangan pariwisata yang mampu membangun semangat kebangsaan, apresiasi terhadap kekayaan seni budaya bangsa dan toleransi antarumat beragama.