Edisi.co.id-BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Utara terus berupaya meningkatkan mutu layanan terbaik bagi peserta JKN.
Salah satunya dengan melaksanakan pemantauan dan evaluasi kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerjasama agar mencapai target angka indikator pada Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK).
Ini bertujuan agar FKTP memberikan pelayanan terbaik bagi peserta JKN sebagai gatekeeper. Hal tersebut diungkapkan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Utara, Ropik Patriana.
Baca Juga: Halimah Rasakan Sendiri Layanan JKN yang Semakin Baik
“Sampai dengan bulan Juli 2023, untuk wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, ada 118 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerjasama untuk melayani peserta JKN. Semua FKTP tersebut sudah bekerja sama dan telah melaksanakan Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK). Dan ada sejumlah 68 FKTP yang kbknya dilakukan penyesuaian,” ujar Ropik.
KBK sendiri merupakan sistem pembayaran kapitasi ke FKTP berdasarkan pemenuhan atau pencapaian 3 (tiga) indikator.
Indikatornya adalah Angka Kontak, Rasio Rujukan Non Spesialistik (RRNS), dan Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT). Disampaikan Ropik bahwa di Jakarta Utara, untuk capaian Angka Kontak
komunikasi pada Puskesmas konsekuensi sudah baik. Untuk capaian RRNS FKTP konsekuensi sudah cukup baik terutama pada Puskesmas, dan RRNS pada FKTP non konsekuensi KBK masih sangat tinggi.
“Saya harapkan dapat diperhatikan penggunaan RNS dengan Time, Age, Comorbid, Complication (TACC). Capaian rasio peserta prolanis terkendali pada bulai Juli 2023 telah mencapai target 5%. Diharapkan dapat ditingkatkan jumlah FKTP yang berhasil mencapai target. Dan di Kepulauan Seribu capaian angka kontak komunikasi telat mencapai target semua. Untuk capaian RRNS terjadi peningkatan di Juli sebesar 1,2%,” ujar Ropik
Dalam pertemuan tersebut juga didiskusikan kendala yang ada dalam pelaksaan indikator-indikator KBK. Khususnya terkait pemantauan dan evaluasi angka kontak pada Puskesmas, karena ada penurunan angka kontak.
“Pada pemantauan dan evaluasi, hasilnya kunjungan di Puskesmas di dominasi oleh angka kunjungan sehat daripada kunjungan sakit. Untuk itu, masih ada beberapa laporan kunjungan tersebut yang belum seragam dan maksimal. Karena masih ada data yang belum di entri di FKTP. Untuk itu, BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Utara meminta dukungan dari Tim Monev KBK untuk melakukan penyeragaman form pelaporan,” jelas Ropik.
Ropik mengungkapkan bahwa semua masalah pasti ada solusi. Mungkin hanya karena poin pemahaman dan salah secara teknis maka menyebabkan tidak tercapainya nilai KBK. Untuk itu maka kita cari solusinya dan kita terapkan agar semua FKTP dapat mencapai target.
Kuncinya adalah persamaan persepsi atau pemahaman antara seluruh FKTP baik itu Puskesmas maupun klinik yang bekerjasama.
Yang sudah mencapai target menurut Ropik bisa untuk memberikan sharing kepada yang lain agar dapat diterapkan sehingga semua FKTP dapat mencapai target.
Dalam pertemuan tersebut, Hadi sebagai perwakilan dari Perhimpunan Klinik & Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indonesia (PKFI) mengatakan bahwa setiap permasalahan atau kendala pasti ada solusi yang dapat menyelesaikan kendala tersebut. Sebagai perhimpunan fasilitas kesehatan yang ada di Jakarta Utara, ia siap
Artikel Terkait
Deteksi Sedini Mungkin Risiko Penyakit Melalui Skirining Mobile JKN
BPJS Kesehatan Pastikan Masyarakat Rawa Sengon Paham Pentingnya Memiliki JKN Bersama Anggota DPRD
Menjadi Semakin Lebih Baik, Yuni Puas dengan Layanan JKN
Bersama Fasilitas Kesehatan Rujukan Tindak Lanjut, BPJS Kesehatan Utamakan Kepuasan Peserta JKN
DPRD Jakarta Utara Siap Dukung Untuk Mewujudkan Layanan JKN Yang Terbaik