Edisi.co.id-Pengamat Politik Ubedilah Badrun menilai, pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri menunjukkan ekspresi kekecewaan yang mendalam dan kemarahan serius pada praktik bernegara saat ini.
"Pidato berapi-api Megawati itu menunjukan ada ekspresi kekecewaan yang mendalam sekaligus kemarahan serius pada praktek bernegara saat ini, " kata Ubedilah saat dihubungi, Selasa, 28 November 2023.
Ubedilah menjelaskan bahwa presiden Jokowi saat ini tidak lebih dari petugas partai yang melakukan pengkhianatan terhadap Ketua Umumnya.
Baca Juga: Kederisasi Kepemimpinan Nasional : Jalan Instan Ala Gibran
"Maknanya Megawati adalah representatif PDIP yang memiliki otoritas lebih mengkritik siapapun sedangkan Jokowi kini tidak lebih dari petugas partai yang berkhianat kepada ketua umumnya," imbuh Ubedilah.
Menurut Ubedilah, Megawati sebetulnya sudah lama memendam kekecewaan sejak adanya upaya perpanjangan masa jabatan kekuasaan 3 periode.
Kekecewaan Megawati itu kemudian memuncak ketika Mahkamah Konstitusi secara moral runtuh karena Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman melakukan pelanggaran etik berat.
"Kini memuncak ketika Mahkamah Konstitusi (MK) dipermainkan hingga secara moral runtuh karena ketua MK nya yang adik ipar Presiden itu telah melakukan pelanggaran etik berat yang keputusanya memuluskan putra Jokowi untuk menjadi calon wakil Presiden, "jelas Ubedilah.
Sebagaimana diketahui, Pidato Megawati itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Senin, 27 November 2023.***
Artikel Terkait
Mantan Sekretaris BPKN Maju Sebagai Calon Anggota BPKN
FKLPDK Sepakat Alihkan Dukungan ke Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024
Dompet Dhuafa Salurkan Ribuan Paket Sanitasi Bagi Perempuan di Jalur Gaza
Netralitas Jangan Hanya Slogan, Ketua DKPP Sebut Pemilu Induk Semang Demokrasi
Uji Kepatutan dan Kelayakan Calon Anggota BPKN Dimulai, Berikut ini Daftar 25 Nama Calon Anggota BPKN