Baca Juga: Kesit Budi Handoyo Plt Ketua PWI Jaya
“Bila kita melihat kembali catatan sejarah, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Korea Selatan, seperti juga Indonesia, adalah bangsa pejuang yang memiliki tekad baja untuk bangkit, dan menjadi pemenang,” ujar Teguh lagi
Karena itu pula, sambungnya, kedua bangsa besar ini perlu dan harus terus menjalin kerjasama, memadukan semua potensi yang ada, green economy, blue economy, dan ekonomi alternatif lainnya, termasuk ekonomi syariah. “Juga ikut aktif menjaga ketertiban dan perdamaian dunia,” demikian Teguh.
Seminar internasional ini juga dimeriahkan eksibisi taekwondo yanga ditampilkan taekwondoin cilik dari Revolution Taekwondo Club (RTC) dan peragaan busana dari mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Seminar dibagi ke dalam dua topik. Pertama “Nurturing Alternative Economy: Green Economy and Syariah Economy” dengan pembicara CEO KB Bukopin Lee Wu-yeol dan anggota Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Amy Atmanto, serta dipandu Pemimpin Umum BUMN Track Ahmed Kurnia.
Adapun sesi kedua bertema “Guarding the Free and Open Indo Pacific” dengan pembicara Curie Maharani Savitri dari Bina Nusantara University dan Pimred Jakarta Post Taufiqurrahman dan dimoderatori editor dari Kantor Berita Politik RMOL Sarah Gunawan. []
Artikel Terkait
Kim Yo-Jong: Presiden Korsel Bodoh
Presiden Korsel dan Istrinya Menjadi Sorotan Netizen Setelah Mengambil Kembali Mercedes-Benz S600
RM Mengagumi Visual Jin Dalam Episode Terbaru Run BTS, Jadi Perbincangan Warganet Korsel
Tewaskan 5 Orang, Polisi Selidiki Kebakaran di Tol Seoul Korsel
Tim Fraksionator SK Plasma Korsel Sambangi PMI Kota Tangerang
Terima Menteri DAPA Korsel, Prabowo Diskusikan Kerja Sama Industri Pertahanan