Cak Nanto menjelaskan, Menag juga membahas program untuk masjid sebagai pusat syiar Islam yang penuh rahmah. Hubungan bilateral antarnegara, kata dia, khususnya antara Indonesia dan UEA, memegang peranan penting dalam menciptakan dunia yang lebih damai, sejahtera, dan saling menghormati. Dalam konteks kerja sama keagamaan, hubungan ini dapat menjadi jembatan untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.
Untuk itu, lanjut Cak Nanto, Indonesia dan UEA terus berupaya bersama dan bekerja sama secara intensif untuk memperkuat moderasi beragama. Kedua negara berkomitmen untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan secara damai.
“Kerja sama di bidang moderasi beragama menjadi hal yang penting mengingat tantangan global yang semakin kompleks. Melalui kerja sama ini, kita berharap dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan toleran,” pesannya.
Disinggung terkait ketidakhadiran Gus Men pada Raker dengan Komisi VIII DPR, Cak Nanto menjelaskan bahwa Menteri Agama masih menjalankan tugas negara. Meski demikian, Menag beritikhad baik dengan mengirim surat resmi ke DPR, menawarkan agar bisa mengikuti proses raker secara online. Kemajuan teknologi memungkinkan rapat bisa dilakukan secara hybrid, daring, dan luring.
“Karena kondisi sedang menjalankan tugas negara, Gus Men menawarkan untuk mengikuti rapat secara daring. Ini memungkinkan dalam era kemajuan teknologi saat ini,” tandasnya.
Artikel Terkait
319.255 Pelamar Lolos Seleksi Administrasi CPNS Kemenag 2024
Sekjen Kemenag: Gus Men di Eropa, MRA Sertifikasi Halal dan Ikuti Pertemuan Internasional Perdamaian
Jadi Transportasi Jemaah Haji, Kemenag: Bus Shalawat Ramah Lansia dan Memudahkan Jemaah
Bantah Tuduhan Mangkir, Kemenag: Gus Men Hadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian