Kisah Masjid Nur'aini: Wujud Cinta H. Soeprapto Soeparno kepada Istri Tercintanya Hj. Nur'aini

photo author
- Sabtu, 5 Oktober 2024 | 10:35 WIB
Pendiri masjid Nuraini, H. Soeprapto Soeparno dan istri Hj. Nuraini - Desain: Istimewa
Pendiri masjid Nuraini, H. Soeprapto Soeparno dan istri Hj. Nuraini - Desain: Istimewa

 

Edisi.co.id, Jakarta - Cita-cita memperluas dan membangun surau menjadi masjid yang indah akhirnya diwujudkan oleh Keluarga Besar Almarhum H. Soeprapto Soeparno. Setelah seluruh pembangunan masjid selesai, keluarga berencana akan meresmikan masjid yang diberi nama Masjid Nur’aini pada, Ahad, 6 Oktober 2024.

Masjid yang tertelak di Kurau Barat, Kecamatan Koba, Kecamatan Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung memiliki luas tanah seluas 2.361 m2, dan luas bangunan 970 m2. Masjid megah bernuansa putih, serta dihiasi dengan kaligrafi dan ornamen layaknya masjid di Turki, in sya Allah bisa menampung ratusan jemaah.

Putra kedua pasangan H. Soeprapto Seoparno dan Hajjah. Nur’aini, H. Mohamad Feriadi, mewakili keluarga besar menjelaskan, masjid Nur'aini yang dulunya hanya surau kecil didirikan atas gagasan ayahanda kami tercinta, Almarhum Bapak H. Soeprapto Soeparno. 

Baca Juga: Deklarasi Pilkada Damai 2024 dan Anti Hoaks, Menteri Budi Arie: Jaga Ruang Digital Kondusif

“Menariknya, pembangunan surau ini dulunya tanpa sepengetahuan ibunda kami, Hj. Nur’aini. Hal ini sebagai kejutan dari ayahanda kami yang diberikan untuk istri tercintanya,” ungkap H. Feriadi kepada edisi.co.id, Jumat (4/10).

Lebih lanjut, H. Feriadi menambahkan, surau Nur’aini pertama dibangun tahun 1976 dan seiring berjalannya waktu mengalami beberapa renovasi di tahun 2003 berubah menjadi Masjid Nur'Aini.

“Alhamdulillah, Allah Swt memudahkan pembangunannya, pada Oktober 2024 ini selesai seluruh pembangunannya,” kata dia.

Baca Juga: Deklarasi Pilkada Damai 2024 dan Anti Hoaks, Menteri Budi Arie: Jaga Ruang Digital Kondusif

Perluasan dan pembangunan masjid ini, seluruhnya merupakan ide dan gagasan dari ibu. Hal ini untuk mewujudkan dan menjalankan amanah bapak untuk membangun surau menjadi masjid yang besar. 

Selain itu, ibu melihat surau yang sangat kecil dan sudah tidak bisa menampung warga ketika sholat berjemaah dan aktivitas ibadah lainnya.

Pada akhirnya, kami keluarga membeli tanah atau rumah yang ada di sekitar surau. Saat ini, tanah atau rumah yang kami beli digunakan untuk perluasan masjid.

Baca Juga: Pansus Angket Haji Terbitkan Lima Rekomendasi, Ini Tanggapan Kemenag

Kenapa memberikan nama surau ini Nur’aini tidak menggunakan nama H. Soeprapto Soeparno?

H. Mohamad Feriadi menjelaskan, karena ketika itu nama bapak sudah digunakan untuk Masjid H. Soeprapto Soeparno yang letaknya menjadi satu dengan Yayasan Tuna Netra (Yatuna) H. Soeprapto Soeparno yang berada di kampung Makasar, Kramat Jati, Jakarta Timur. 

“Selain itu, sebagai tanda cinta dan kenangan-kenangan untuk istri tercintanya,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henri Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X