Kemudian, Marissa melanjutkan pendidikan Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Trisakti jakarta, dan meraih gelar Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Gadjah mada Yogyakarta.
Meniti Karier di Dunia Hiburan Tanah Air
Nama Marissa mulai tenar di dunia hiburan pada awal tahun 1980.
Kala itu, dirinya menjadi bintang film Kembang Semusim (1981), Tinggal Landas Buat Kekasih (1984), dan Biarkan Bulan Itu (1986).
Perannya yang memukau di film Tinggal Landas Buat Kekasih, membuat Marissa meraih Pialacitra sebagai Aktris Pembantu Terbaik pada tahun 1985 silam.
Pesona Marissa di layar kaca membuatnya mendapatkan banyak penghargaan lainnya dan pengakuan dari kalangan insan perfilman Indonesia.
Di luar dunia akting, Marissa juga dikenal sebagai sosok ikonik dalam iklan produk sabun pada masa itu.
Perjalanan Karier Politik
Setelah sukses di dunia hiburan, Marissa memutuskan untuk terjun ke dunia politik pada tahun 2004 silam.
Dirinya bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat II.
Setelah karier politiknya yang berjalan lancar bersama PDIP, membuat Marissa percaya diri untuk maju sebagai calon wakil gubernur (Cawagub) Banten pada tahun 2006 silam.
Kala itu, Marissa mendampingi Zulkieflimansyah yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Langkah politik itu membuat Marissa harus keluar dari PDIP, dan bergabung bersama Partai persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 2007 silam.
Pada tahun 2012, Marissa juga kembali berpindah partai menuju Partai Amanat Nasional (PAN).
Warisan Abadi Marissa Haque
Artikel Terkait
Intip Upaya BRI Memberdayakan UMKM Di Tengah Kesuksesan Perhelatan MotoGP Mandalika 2024
Penghargaan Kreativitas dan Kedisiplinan: Danlanud Husein Sastranegara Apresiasi Pemenang Lomba Foto dan PBB di HUT Ke-79 TNI
3 Generasi Warga Komplek Purn Kopassus Pelita 1 Sukatani Kompak dukung Supian Suri
Baparekraf Developer Day (BDD) 2024 Yogyakarta: Mendorong Ekosistem Digital yang Inklusif dan Kompetitif
Calon Wali Kota Supian Suri Sebut Depok Butuh Solusi Nyata, Bukan Sekadar Kartu