Rihlah Ilmah Internasional: 24 Siswa SMP PCI Dengarkan Sejarah Selat Malaka Dari Pakar Tepat di Kerajaan Malaka

photo author
- Kamis, 9 Januari 2025 | 09:17 WIB
Foto bersama
Foto bersama

Edisi.co.id, Malaysia - Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, para siswa sudah mendengar para guru bercerita tentang Selat Malaka. Kebesaran sejarah Selat Malaka terus diceritakan oleh para guru sejarah dari SD hingga SMA bahkan perguruan tinggi.

Tentu saja, kebesaran sejarah Selat Malaka beserta berbagai peninggalan sejarahnya, tidak cukup diceritakan di ruang kelas, atau nonton di Youtube. Untuk itulah, 25 orang siswa SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) Baleendah Kabupaten Bandung, didampingi dua guru pembimbing, Ibu Rizmi Nur Andari, S.Pd., M. Pd., dan ibu Sofhia Nabilah, S.Pd usai melaksanakan agenda di KBRI Singapura, melanjutkan perjalanan rihlah ilmiah menuju Kualalumpur dengan melewati kota Johor Bahru dan Kota Malaka.

Kota Melaka atau Malacca merupakan salah satu kawasan bersejarah di Malaysia. Para siswa SMP PCI dapat mengunjungi secara langsung bangunan bersejarah sisa peninggalan Kerajaan Malaka, bangsa Portugis, Inggris, dan Belanda yang berdiri kokoh hingga saat ini.

Baca Juga: Prabowo Berhasil Gaet Investor Qatar Bangun 1 Juta Rumah untuk Rakyat

Kesultanan Malaka adalah kerajaan Islam yang didirikan oleh Parameswara pada tahun 1402 di Malaka dan terletak di dekat Selat Malaka. Kejayaan Kerajaan ini mencapai puncaknya pada abad ke-15, ketika menguasai jalur pelayaran internasional di Selat Malaka ungkang Bang Naim didampingi Mbak Shakira Nabila dari Travel Segara Tour Bandung yang mendampingi peserta rihlah ilmiah SMP PCI.

Perdagangan Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara karena letaknya yang strategis. Jalur perdagangan ini menghubungkan Timur Tengah, India, Cina, dan Asia Tenggara.

Runtuhnya kerajaan ini terjadi pada tahun 1511 setelah diserang oleh pasukan Portugis yang dipimpin oleh Afonso de Albuquerque.
Dampak runtuhnya kerajaan ini menjadi pintu masuknya kolonialisasi Eropa di kawasan Nusantara, ungkap Bang Naim yang juga dikenal dengan panggilan Bang Brewok yang berasal dari Kota Kualalumpur.

Baca Juga: Viral Siswa di Gorontalo Simpan Makanan Gratis untuk Ibu: di Rumah Tak Ada Nasi

Dengan telaten, Bang Naim membawa anak anak SMP PCI ke berbagai peninggalan Portugis di Selat Malaka, antara lain Benteng A Famosa yang dibangun pada tahun 1511 oleh Alfonso de Albuquerque. Benteng ini merupakan salah satu sisa arsitektur Eropa paling tua di Asia. Benteng ini dibangun di atas bukit sebelah Sungai Malaka untuk mengamati situasi sekitar. Benteng ini menjadi saksi keruntuhan Kerajaan Malaka dan penjajahan Portugis di Malaka.

Di kawasan ini, juga terdapat replika kapal Flor De La Mar, kapal layar Portugis yang dikomandoi oleh Alfonso D'alberquerque. Portugis menguasai kawasan Melaka selama 130 tahun (1511-1641).

Bang Naim juga menjelaskan kawasan Red Square atau Dutch Square di Melaka, Komplek wisata yang berisi peninggalan kolonial Belanda, seperti Gereja Kristus, Menara Jam, dan Air Mancur Ratu Victoria. Serta Gedung khas kolonial Belanda, Stadthuys.

Baca Juga: BPJPH Apresiasi UMK: Meski Sempat Ditolak Produknya Tembus Pasar Ekspor setelah Bersertifikat Halal

Bank Naim juga membawa anak anak naik ke Bukit Melaka dan mengunjungi reruntuhan bangunan yang pada awalnya dijadikan gereja oleh Portugis lalu dijadikan tempat menyimpan senjata oleh Belanda pada saat Belanda menduduki Melaka. Di bagian dalam gereja dapat ditemukan batu nisan Belanda dan Portugis. Di depan gereja itu terdapat Patung St Francis Xavier. Patung ini dibuat untuk memperingati 400 tahun kunjungan St Francis Xavier ke Melaka, 1545–1552.

Di akhir Rihlah Ilmiah di kawasan bersejarah Selat Malaka, Bang Naim mengajak para siswa mengunjungi "Giant-B Galery Lebah Melaka". Pusat Proses pembuatan madu asli sekira 30 menit dari kota Malaka. Anak anak SMP PCI selain menyimak proses pembuatan madu dan khasiatnya, juga mencicipi semua jenis madu dengan gratis.
[17:04, 08/01/2025] Prof Dadan Wildan: Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, para siswa sudah mendengar para guru bercerita tentang Selat Melaka. Kebesaran sejarah Selat Melaka terus diceritakan oleh para guru sejarah dari SD hingga SMA bahkan perguruan tinggi.

Tentu saja, kebesaran sejarah Selat Melaka beserta berbagai peninggalan sejarahnya, tidak cukup diceritakan di ruang kelas, atau nonton di Youtube. Untuk itulah, 24 orang siswa SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) Baleendah Kabupaten Bandung, didampingi dua guru pembimbing, Ibu Rizmi Nur Andari, S.Pd., M. Pd., dan ibu Sofhia Nabilah, S.Pd usai melaksanakan agenda di KBRI Singapura, melanjutkan perjalanan rihlah ilmiah menuju Kualalumpur Malaysia dengan melewati kota Johor Bahru dan Kota Melaka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henri Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X