Kemendiktisaintek akan Gandeng Berbagai UMKM untuk Mengatasi Masalah Produk Impor yang Dipakai di MBG

photo author
- Sabtu, 15 Februari 2025 | 16:49 WIB
Suasana di SDN Jati 05 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin 3 Februari 2025 saat program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilaksanakan bersama para siswa. (x.com/setkabgoid)
Suasana di SDN Jati 05 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin 3 Februari 2025 saat program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilaksanakan bersama para siswa. (x.com/setkabgoid)


Edisi.co.id- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat.

Namun, program ini masih mengandalkan produk impor, terutama dalam hal alat penyimpanan dan pengolahan makanan.

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemendikti Saintek, Fauzan Adziman, menegaskan perlunya inovasi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri.

Baca Juga: Efek Domino MBG yang Memicu Banyaknya PHK, Dirut TVRI akan Panggil Kembali Karyawan untuk Bekerja

Ketergantungan Program MBG pada Produk Impor

Fauzan menyatakan bahwa banyak produk yang digunakan dalam program MBG masih berasal dari luar negeri.

"Kita berdiskusi bagaimana riset dan pengembangan membantu program makan bergizi gratis. Karena banyak produk yang dipakai di MBG masih produk impor," ujarnya dalam pertemuan di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Selasa 11 Februari 2025.

Dua komponen utama yang biasanya diimpor adalah alat penyimpanan makanan dan peralatan pengolahan makanan.

Untuk mengatasi hal ini, pihaknya mulai mengidentifikasi komponen dari mesin dan alat dapur yang dapat dikembangkan di dalam negeri.

Fauzan menekankan bahwa riset dan pengembangan harus membangun ekosistem yang memungkinkan perguruan tinggi dan UMKM berkolaborasi dalam menciptakan produk lokal.

Dua Pilar Utama dalam Kebijakan Riset dan Pengembangan

Menurut Fauzan, kebijakan riset dan pengembangan di Indonesia berfokus pada dua pilar utama:

1. Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah

Meskipun jumlah publikasi ilmiah di Indonesia terus meningkat, kualitasnya masih perlu ditingkatkan agar lebih berdampak dalam dunia akademik dan industri.

2. Hilirisasi Produk dan Industri Bernilai Tinggi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X