Harli juga menjelaskan duduk perkara dalam pelaksanaan aturan ESDM itu, KKKS swasta dan PT Pertamina dalam hal ini sub-holding-nya yakni Integrated Supply Chain (ISC) atau PT KPI berusaha menghindari kesepakatan pada saat penawaran yang dilakukan dengan berbagai cara.
Harli mengatakan pihaknya menilai upaya itu disinyalir sebagai unsur perbuatan yang melawan hukum.
"Jadi, mulai di situ nanti ada unsur perbuatan melawan hukumnya," terang Kapuspenkum Kejagung RI.
"Bahwa minyak mentah dan kondensat bagian negara atau MMKBN yang dilakukan ekspor dengan alasan COVID-19 karena terjadi pengurangan kapasitas intake produksi kilang," lanjutnya.
4. Polemik Impor-Ekspor di Tengah Pemenuhan Kilang Minyak RI
Harli juga menuturkan, alih-alih memenuhi kebutuhan lewat kilang minyak dalam negeri, PT Pertamina malah melakukan impor minyak. Sedangkan KKKS swasta justru mengekspor minyak pada waktu yang sama.
"Namun pada waktu yang sama, PT Pertamina malah melakukan impor minyak mentah untuk memenuhi intake produksi kilang," ujar Harli.
"Perbuatan menjual MMKBN tersebut mengakibatkan minyak mentah yang dapat diolah di kilang, harus digantikan dengan minyak mentah impor yang merupakan kebiasaan PT Pertamina yang tidak dapat lepas dari impor minyak mentah," tandasnya.***
Artikel Terkait
Tidak Ada Efek Pendinginan Selama Januari, Ilmuwan Bingung pada Iklim yang Jadi Pemanasan Global Jangka Panjang
Langkah Melakukan Cek Kesehatan Gratis Bagi yang Berulang Tahun dan Lokasi Pemeriksaannya
Alasan Trump Tidak Melakukan Deportasi pada Pangeran Harry: Dia Sudah Cukup Banyak Masalah
Telisik Kasus Nikita Mirzani vs Reza Gladys Soal Dugaan Pemerasan, Begini Duduk Perkara Versi Polisi
Telisik Kasus Dugaan Korupsi Minyak Mentah yang Seret Kementerian ESDM, Kejagung: Alih-alih Penuhi Kebutuhan Minyak Malah Ekspor-Impor