Edisi.co.id, Jakarta - Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqsha (KPIPA) menggelar aksi solidaritas Palestina yang digelar dalam bentuk daring, Sabtu (12/4/2025.
Aksi ini dihadiri oleh 10 ormas pendiri KPIPA, Forum Muslimah Indonesia (Formasi), Koalisi Daiyah Indonesia, dan 18 komunitas peduli Palestina. Dan yang tak kalah menariknya, hadir jurnalis Al Jazeera Youmna ElSayyed.
Dalam pemaparannya, jurnalis Al Jazeera asal Gaza, Youmna ElSayyed menjelasakan tentang informasi yang terjadi saat ini di Gaza.
Derita Perempuan di Gaza
Jurnalis Al Jazeera asal Gaza, Youmna ElSayyed, menjelaskan, tentara Israel dengan sengaja menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai target penyerangan. Perempuan menjadi target agar tidak bisa melahirkan generasi baru. Anak-anak dijadikan target agar tidak ada generasi penerus akan berjuang membebaskan Palestina.
Baca Juga: Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, PP PERSIS: Situasi Dilematis!
Ia menyebut, Israel melakukan genosida terhadap anak dan perempuan dengan cara langsung melalui pengeboman dan serangan bersenjata. Sedangkan secara tidak langsung dengan memutus pasokan makanan, minuman, dan obat-obatan, serta akibat sisa-sisa fosfor dari bom dan sisa mesiu yang ditembakkan.
"Larangan masuknya bantuan obat-obatan ke Jalur Gaza menyebabkan banyak ibu yang melahirkan tanpa anestesi sehingga banyak ibu yang meninggal dunia," ungkap Youmna.
Berbagai penyakit juga diderita oleh perempuan di Gaza. Misalnya, karena tidak ada bahan bakar, mereka menggunakan kayu dan plastik bekas untuk memasak. Akibatnya, banyak yang menderita sakit paru karena menghirup asap kotor.
Baca Juga: Prabowo: Saya Nggak Terlalu Takut Sama Pasar Modal, Indonesia Punya Kekuatan
"Tidak ada perlengkapan untuk perempuan yang datang bulan membuat mereka harus minum pil penunda haid yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Sedangkan bayi yang lahir prematur tidak bisa dirawat di inkubator karena Rumah Sakit dihancurkan," imbuhnya.
Nasib Anak Gaza
Youmna juga mengungkapkan jika
anak-anak Gaza selalu berada dalam ketakutan dan sangat tertekan secara emosional. Sementara, di Gaza tidak ada pengobatan mental maupun dukungan untuk mengatasi kondisi mereka.
"Banyak anak yang menjadi yatim piatu. Sampai hari ini mereka menjalani kehidupan sebatang kara tanpa orangtua dan keluarga. Banyak pula yang mengalami cacat fisik karena serangan Israel," tuturnya.
Baca Juga: BPJPH Buka Kuota 1 Juta Sertifikasi Halal Gratis Tahun 2025 bagi Pelaku UMK
Artikel Terkait
Ketua KPIPA Nurjanah : Kemenangan Palestina Terwujud Sebab Keteguhan Warga Gaza dan Pengorbanan Para Pejuang
Hikmah Isra Miraj, Ketua KPIPA Nurjannah: Momentum Pengingat Umat untuk Membebaskan Al Aqsa
Ketua KPIPA: Gaza Butuh Bantuan Militer Indonesia Guna Hentikan Genosida
Aksi Virtual Solidaritas Palestina, KPIPA Hadirkan Ribuan Massa Ajak Semua Pihak Bantu Palestina