Edisi.co.id - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengajak jajaran TNI-Polri untuk memperkuat kolaborasi dalam menjalankan visi besar Presiden Prabowo, yaitu mempercepat swasembada pangan terutama pada komoditas beras yang saat ini mengalami peningkatan produksi, di mana pemerintah melalui Perum Bulog terus melakukan penyerapan hasil panen petani untuk disimpan sebagai stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa soliditas TNI-Polri harus menjadi lokomotif utama dalam mencapai swasembada. Karena itu, dia berharap semua pihak melakukan penguatan edukasi kepada para petani agar kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) tanpa rafaksi dapat didukung dengan peningkatan kualitas GKP yang dihasilkan.
“Ini yang dialami Bulog hari ini, karena apabila digiling, malah bukan meningkatkan produktivitas, tetapi rendemennya bisa kurang bagus. Jadi perlu ada edukasi ke petani supaya beras Bulog nanti tidak tengik, tidak apek, dan warnanya menguning selama disimpan," ujar Arief dalam Dialog Kebangsaan 'Mewujudkan Ketahanan Pangan' di Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik Indonesia (Sespim Lemdiklat Polri), Bandung, Jawa Barat, Selasa, 15 April 2025. Selasa, 15 April 2025.
"Kita apresiasi sekali sama teman-teman TNI Polri karena tidak ada organisasi yang se-solid ini. Jadi bapak ibu semua harus bangga menjadi bagian dari TNI dan Polri,” katanya.
Baca Juga: Stasiun Solo Balapan, Simpul Transportasi Terpadu yang Penumpangnya Terus Bertumbuh
Menurut Arief, Presiden Prabowo sudah berulangkali menegaskan bahwa capaian swasembada mutlak untuk segera diwujudkan terutama pada serapan panen raya yang sudah berlangsung sejak Januari. Diperkirakan puncak panen raya akan berlangsung pada April 2025.
“Bapak presiden perintah ke kita semua untuk swasembada pangan. Itu mutlak. Dan hari ini kita kerjakan swasembada beras. Bulan Maret dan April ini adalah puncak panen, maka kita tugaskan Bulog untuk melakukan penyerapan. Harga GKP Rp 6.500 hari ini itu tanpa rafaksi dan any quality. Ini memang menuntut kita kerja lebih keras, tetapi bisa membantu para petani yang ada di sawah," katanya.
Sebagaimana diketahui, penegasan keberpihakan pemerintah terhadap petani ditunjukkan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 Tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran CBP. Presiden telah memandatkan target pengadaan beras dalam negeri di 2025 sebanyak 3 juta ton dengan HPP Rp 6.500 per kilogram (kg) untuk GKP dengan segala kualitas di tingkat petani.
"Kita perlu bantu Bulog dalam mengedukasi sedulur petani bahwa GKP yang dibeli Bulog, bukan gabah kering pohon, bukan gabah hijau, bukan yang dipanen masih hijau. Pemerintah itu betul membeli Rp 6.500, tetapi kualitasnya itu maksudnya bukan panen yang disegerakan, tapi gabah kering panen," katanya.
Sebagai informasi, realisasi penyerapan setara beras oleh Bulog sampai 15 April sore tadi telah menyentuh angka 1,074 juta ton atau 35,82 persen dari target. Dengan begitu, total stok beras yang disimpan Bulog se-Indonesia telah mencapai 2,6 juta ton.
Arief mengatakan, pemerintah optimis Perum Bulog dapat mencapai total serap 2 juta ton hingga April 2025 ini, sebagaimana target yang sempat dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Februari lalu. Apalagi, proyeksi produksi beras di April ini masih dapat menorehkan angka 4,95 juta ton atau ada surplus 2,42 juta ton terhadap kebutuhan konsumsi bulanan di April yang berkisar di 2,53 juta ton
"Realisasi serapan Bulog sudah 1 juta ton. Ini adalah setara beras, tapi kita mau sampaikan bahwa 60-70 persen itu adalah gabah. Jadi masih ada satu proses lagi untuk dikeringkan dan digiling untuk menjadi beras oleh Bulog. Kesinambungan ini memang kritikal, setelah Bulog menyerap, di simpan, dan nanti kita siram dengan stok saat kondisi defisit," katanya.
Meski demikian, Arief mengingatkan bahwa proses serap gabah harus dilakukan secara cepat dengan mengacu pada ketentuan pemerintah yaitu membeli gabah sesuai HPP Rp6.500 perkilogram.
"Upaya optimalisasi penyerapan hasil panen petani ini juga usaha pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Sesuai perintah Bapak Presiden, harga petani tidak boleh jatuh sangat jauh saat panen raya. Hari ini rerata harga GKP petani masih lebih dari HPP Rp 6.500 per kilogram," sambungnya.
Artikel Terkait
NFA Dukung Penuh Program Swasembada Pangan untuk Ketahanan Pangan yang Mandiri dan Berdaulat
NFA Ajak Pilih Pangan B2SA dan Dukung Swasembada Pangan
Kepala NFA Dorong Pemenuhan Pangan Dalam Negeri Lewat Percepatan Swasembada
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi Pastikan Pasokan dan Harga Daging Jabodetabek Aman dan Stabil
NFA Ajak Pelaku Usaha Pangan Jaga Ketersediaan dan Stabilitas Pangan,