Edisi.co.id - Pemerintah menargetkan produksi gula konsumsi nasional tahun ini mencapai 2,59 juta ton. Sebagai langkah nyata, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengajak semua pihak membangun ekosistem pergulaan nasional sebagai upaya dalam mewujudkan swasembada, sebagaimana yang tertuang pada Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara besar yang memiliki potensi terhadap peningkatan produksi gula konsumsi secara besar-besaran. Sebagai contoh, Kabupaten Malang merupakan daerah produsen gula terbesar di Jawa Timur.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gula pada tahun 2023 di Jawa Timur mencapai 49 persen atau sebanyak 1,12 juta ton dari total produksi gula nasional tahun 2023 yang sebanyak 2,2 juta ton.
“Karena itu saya mengimbau agar kinerja yang sudah baik ini dapat terus ditingkatkan. Apalagi saat ini kita sudah memasuki musim giling tebu tahun 2025, dengan rencana produksi gula nasional 2,59 juta ton," ujar Arief Prasetyo Adi saat menghadiri 'Buka Giling Perdana Pabrik Gula Krebet Baru' di Malang, Jawa Timur, pada Kamis (24/4/2025).
"Saya berharap bahwa dengan sinergi dan kinerja bersama, rendemen gula tahun ini dapat lebih tinggi dari pada tahun lalu sebesar 7,4 persen,” tambahnya.
Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Gula Konsumsi per 21 Maret, mulai Mei 2025 produksi Gula Kristal Putih (GKP) dalam negeri akan meningkat. Angkanya di Mei diestimasikan dapat 166 ribu ton, Juni 392 ribu ton, Juli 544 ribu ton, dan Agustus diproyeksikan menjadi puncak panen dengan angka 621 ribu ton.
Lebih lanjut, Arief mengatakan berdasarkan neraca komoditas yang tertera, kebutuhan gula konsumsi hingga Desember mendatang dalam kondisi aman. Sementara dari sisi harga, kondisi gula saat ini dalam posisi stabil sehingga ketersediaannya pun mampu dijaga dengan baik.
Diketahui, Per 23 April 2024, harga gula di Indonesia rata-rata mencapai Rp 18.530 per kilogram (kg). Oleh karena itu, dalam penyusunan Harga Acuan Pembelian dan Penjualan gula, Badan Pangan Nasional selalu melibatkan stakeholders dari hulu hingga hilir agar terbentuk harga yang wajar di tingkat produsen maupun konsumen.
Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 12 Tahun 2024 yang mengatur harga konsumsi di tingkat produsen sebesar Rp 14.500 per kg dan di tingkat konsumen sebesar Rp 17.500 per kg. Adapun untuk retail modern dan Indonesia timur dijual seharga Rp 18.500 per kg.
Selain itu, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 terkait Percepatan Swasembada Gula Nasional sebagai langkah nyata memperkuat ketahanan pangan, memperkuat ketersediaan bahan baku, dan industri serta meningkatkan kesejahteraan petani tebu di tahun 2028.
“Untuk itu, kita perlu memperkuat riset untuk varietas unggul, mempermudah akses petani terhadap sarana produksi, meningkatkan produktivitas tebu dan rendemen, serta menjaga kebijakan harga yang berkelanjutan bagi para produsen. Perlu diingat bahwa swasembada pangan itu bisa terjadi kalau kita sejahterakan petani,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food, Ghimoyo menambahkan bahwa kegiatan buka giling gula nasional merupakan bukti bahwa Indonesia siap mewujudkan swasembada gula dalam waktu cepat dan singkat.
Artikel Terkait
NFA Dukung Penuh Program Swasembada Pangan untuk Ketahanan Pangan yang Mandiri dan Berdaulat
NFA Ajak Pilih Pangan B2SA dan Dukung Swasembada Pangan
Kepala NFA Dorong Pemenuhan Pangan Dalam Negeri Lewat Percepatan Swasembada
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi Pastikan Pasokan dan Harga Daging Jabodetabek Aman dan Stabil
NFA Ajak Pelaku Usaha Pangan Jaga Ketersediaan dan Stabilitas Pangan,
Dialog Kebangsaan di Sespim Lemdiklat Polri, Kepala NFA Ajak Kolaborasi Dukung Bulog Edukasi Petani Padi