Edisi.co.id - Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC) yang digelar di Jakarta menjadi momentum penting penguatan diplomasi antarparlemen, termasuk antara Indonesia dan Tunisia.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Husein Fadlulloh, menyampaikan bahwa kedua negara berkomitmen meningkatkan kerja sama, khususnya melalui jalur budaya dan pariwisata.
“Tadi sudah ada ide sebetulnya mengenai diplomasi kebudayaan melalui digital. Jadi digitalisasi kebudayaan. Karena memang untuk masalah jarak ini kan agak sulit kita untuk menghindarinya ya,” ujar Husein usai bertemu delegasi parlemen Tunisia.
Husein menekankan pentingnya memperkuat pemahaman masyarakat kedua negara lewat pertukaran budaya yang difasilitasi oleh kedutaan besar masing-masing. Ia juga mengusulkan pertukaran wisatawan sebagai upaya mempererat hubungan antarbangsa.
“Kalau ada pertukaran pelajar, kita ada pertukaran turis mungkin ya. Nanti yang dari sana diberikan kesempatan untuk datang ke Indonesia secara gratis mungkin ya... dan dari Indonesia ke sana juga di-cover berapa biaya gitu,” jelasnya.
Politisi Gerindra itu juga menyampaikan bahwa BKSAP bersama Grup Kerja Sama Bidang (GKSB) Indonesia–Tunisia sedang mempersiapkan kunjungan balasan ke Tunisia tahun ini.
Baca Juga: Jaga Kualitas Aset Tetap Sehat, Ini Strategi Manajemen Risiko BRI di Tengah Dinamika Ekonomi Global
“Tadi juga kami rapat didampingi oleh Ketua GKSB Indonesia untuk Tunisia. Dan mereka memang sudah merencanakan untuk ada kunjungan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua BKSAP Mardani Ali Sera yang turut hadir dalam forum PUIC menyoroti isu-isu global seperti Palestina dan konflik lainnya.
“Tadi dibahas tiga isu Palestina, plus sepuluh resolusi tentang minoritas. Semuanya dibahas dengan seksama... dan dirancang langkah-langkah diplomasi yang harus ditempuh,” tuturnya.
Menurut Mardani, semangat kemanusiaan dan solidaritas sangat terasa dalam forum ini. “Spirit of humanity dan spirit of solidarity sangat nampak dari semua perwakilan yang hadir,” katanya.
Sebagai informasi, PUIC atau Parliamentary Union of the OIC Member States merupakan forum kerja sama parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Forum ini dibentuk pada 1999 dengan tujuan memperkuat solidaritas politik, ekonomi, dan sosial antarnegara anggota OKI. PUIC ke-19 tahun ini menegaskan kembali peran diplomasi parlemen dalam menyuarakan isu kemanusiaan serta memperkuat kolaborasi lintas negara anggota, termasuk melalui kerja sama bilateral seperti yang dilakukan Indonesia dan Tunisia.***
Artikel Terkait
Presiden PKS: Indonesia Bertanggung Jawab atas Keberlangsungan Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia
Yusril: Ambang Batas Parlemen Bertentangan dengan Asas Kedaulatan Rakyat
Ikon Legendaris Yogyakarta, Hamzah Sulaiman Meninggal Dunia, Pemilik House of Raminten yang Lestarikan Budaya dari Masa ke Masa
Mengenang Raminten: Sejarah dan Warisan Budaya Kuliner Sarat Budaya dari Almarhum Hamzah Sulaiman
Ayu Ting Ting Ajak Warga Meriahkan Lebaran Depok, dari Mulai Ngubek Empang Hingga Karnaval Budaya
Sidang Perdana PUIC 2025 Dimulai, Indonesia Gaungkan Kepemimpinan Parlemen Negara Islam