Pesan Tokoh Muda
Di tengah derasnya arus berita yang cepat tapi dangkal, suara Farianda menjadi penting: bahwa wartawan tak boleh lupa pada etika. Bahwa kecepatan tak boleh mengorbankan akurasi. Bahwa kebebasan tak berarti tanpa tanggung jawab. Ia memimpin PWI Sumut bukan hanya sebagai organisatoris, tetapi sebagai pendidik nilai.
Dan dari pertemuan hangat itu, kita belajar satu hal: bahwa ketika pers dipimpin oleh orang yang tepat, maka negara dan masyarakat akan mendapat manfaat yang besar. Karena pada akhirnya, wartawan bukan sekadar pencatat sejarah — mereka adalah pengarah peradaban. ***
Artikel Terkait
Hari Kebebasan Pers 3 Mei: Ketua Umum PWI Pusat Desak Negara Selamatkan Demokrasi Lewat Pers yang Sehat
Ketua PWI Pusat Apresiasi Dukungan Gubernur Pramono Anung untuk Liga Jakarta U-17
OC Kaligis: PWI Pusat Berhak Gugat Dewan Pers yang Bertindak Sewenang-wenang
Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025
Pemkab Mamberamo Gandeng PWI Papua Gelar Bimtek Jurnalistik
Satgas Anti Hoax PWI Pusat Berangkatkan Anggotanya ke Ukraina