Edisi.co.id, Washington, AS – Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, mengumumkan bahwa Israel telah setuju untuk menerima kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari di Gaza. Dalam pernyataannya, Trump mendesak kelompok Hamas agar menyetujui kesepakatan tersebut, seraya menegaskan bahwa rakyat Palestina telah “melewati neraka” akibat agresi yang berlangsung sejak Oktober 2023.
Trump menyampaikan pengumuman ini pada Selasa (2/7), sehari setelah salah satu hari paling mematikan dalam konflik di Gaza, di mana lebih dari 70 warga Palestina tewas akibat serangan Israel. Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023, total korban jiwa telah melampaui 56.000 warga Palestina dan 1.700 warga Israel.
"Warga Gaza telah melalui masa yang sangat mengerikan. Saya ingin mereka aman," kata Trump dalam pernyataan resmi. "Israel telah setuju pada syarat-syarat penting untuk menyelesaikan perang ini. Saya berharap Hamas menerima kesepakatan ini, karena tidak akan ada tawaran yang lebih baik — hanya akan menjadi lebih buruk."
Baca Juga: Legislator Usul Penyidik Berwenang Sita Aset Pelaku Pidana sebagai Bentuk Ganti Rugi Korban
Baca Juga: Legislator Usul Penyidik Berwenang Sita Aset Pelaku Pidana sebagai Bentuk Ganti Rugi Korban
Melalui unggahan di Truth Social, Trump menambahkan bahwa pertemuan "panjang dan produktif" telah dilakukan antara delegasi Amerika Serikat dan perwakilan Israel. Dalam gencatan senjata yang diusulkan, mediator dari Mesir dan Qatar akan menyampaikan dokumen final kepada Hamas.
Meski syarat-syaratnya belum diumumkan ke publik, laporan menyebutkan bahwa Hamas diminta untuk membebaskan 10 sandera Israel yang masih hidup serta menyerahkan 18 jasad dalam periode gencatan senjata. Diperkirakan masih ada sekitar 50 sandera yang tersisa di Gaza, dan separuhnya diyakini telah meninggal dunia. Jika kesepakatan damai permanen tercapai, sandera yang tersisa akan dibebaskan dalam tahap berikutnya.
Trump juga mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan mengunjungi Gedung Putih pekan depan untuk membahas kesepakatan ini lebih lanjut. Presiden AS juga menyebut Netanyahu “ingin mencapai perdamaian” dan menyiratkan bahwa kesepakatan dapat tercapai dalam waktu dekat. Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, diketahui telah bertemu dengan utusan Timur Tengah Trump, Steve Witkoff, untuk membahas kemungkinan negosiasi tidak langsung dengan Hamas.
Baca Juga: Gubernur Pramono Dorong Jakarta X Beauty Jadi Ajang Promosi UMKM Kecantikan dan Dongkrak Perekonomian
Baca Juga: Gubernur Pramono Dorong Jakarta X Beauty Jadi Ajang Promosi UMKM Kecantikan dan Dongkrak Perekonomian
Di sisi lain, Trump sempat melontarkan kritik terhadap proses hukum yang menjerat Netanyahu di Israel, menyebutnya sebagai “witch hunt”. Sidang Netanyahu pekan ini ditunda dengan alasan keamanan dan diplomatik.
Perubahan fokus kebijakan luar negeri Trump terhadap Gaza muncul setelah tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran pada Juni lalu, menyusul serangan udara gabungan AS-Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Dengan melemahnya posisi Iran — sekutu utama Hamas — Presiden Trump menilai momentum ini tepat untuk menekan Hamas menerima perdamaian.
Baca Juga: KAI Daop 6 Yogyakarta Berikan Diskon Tiket 20 Persen, Dukung Pariwisata Yogyakarta dan Sukseskan Prambanan Jazz 2025
Baca Juga: KAI Daop 6 Yogyakarta Berikan Diskon Tiket 20 Persen, Dukung Pariwisata Yogyakarta dan Sukseskan Prambanan Jazz 2025
Namun demikian, meski upaya damai terus didorong, serangan Israel ke Gaza terus berlanjut. Dalam sepekan terakhir, lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam berbagai serangan, termasuk di sebuah kafe tepi laut, sebuah sekolah pengungsi, dan lokasi distribusi bantuan yang didukung AS dan Israel. Salah satu korban termasuk seorang jurnalis foto Palestina.
Sumber : Reuters, Apnews & Timecom
Artikel Terkait
Netanyahu Puji Trump Usai Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran: Ini Titik Balik Sejarah
Trump Klaim Hancurkan Tiga Fasilitas Nuklir Iran, Ancam Serangan Lebih Besar Jika Damai Ditolak
Amarah Kim Jong Un usai Donald Trump Ikut Campur Konflik Israel vs Iran, Sebut Itu Langkah yang Sembrono
Trump Klaim Sudah Temukan Pembeli TikTok: Kelompok Orang Sangat Kaya