Kampus Tadabbur Qur’an STIQ Ar-Rahman Gelar Wisuda ke-IV: Kukuhkan Lulusan sebagai “Mata Air Peradaban Islam

photo author
- Jumat, 1 Agustus 2025 | 14:39 WIB
Kampus Tadabbur Qur’an STIQ Ar-Rahman Gelar Wisuda ke-IV
Kampus Tadabbur Qur’an STIQ Ar-Rahman Gelar Wisuda ke-IV

Edisi.co.id - Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Ar-Rahman kembali menorehkan catatan penting dalam perjalanan akademiknya melalui Wisuda ke-IV yang berlangsung khidmat dan penuh makna pada Kamis, 31 Juli 2025. Prosesi yang digelar di Aula KHBN, lantai 3 Kampus Tadabbur Qur’an STIQ Ar-Rahman Jonggol ini mengusung tema “Mata Air Peradaban Islam” sebagai refleksi dari visi kampus dalam mencetak generasi Qur’ani yang siap berkontribusi bagi umat dan bangsa

Sebanyak 68 wisudawan dan wisudawati dari dua program studi, yakni Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) serta Ilmu Hadis (IH) resmi dikukuhkan. Para lulusan berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, menunjukkan jangkauan dan pengaruh STIQ Ar-Rahman sebagai institusi pendidikan tinggi berbasis Al-Qur’an dan Hadis yang semakin diakui secara nasional.

Acara tersebut turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari kalangan akademisi, ulama, dan pemerintahan setempat. Di antaranya, Dr. H. Syamsuddin RS, M.Ag selaku Ketua Bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Ketenagaan Kopertais Wilayah II Jawa Barat, Dr. KH. Deden Makhyaruddin, M.A, Direktur Eksekutif INSIST Dr. Hendri Salahuddin, MIRKH, serta dai nasional Ustadz Fadlan Garamatan. Jajaran tamu kehormatan juga mencakup Ketua Pusat Peradaban Islam Buya Iswahyudi Mukhlis, Lc, MA, perwakilan Kecamatan Jonggol, Ketua MUI dan DMI Kecamatan Jonggol, Kepala KUA Kecamatan Jonggol dan Desa Sukasirna, serta para ketua unit dari lingkungan AQL Islamic Center.

Baca Juga: Tim Sepak Bola Pelajar DKI Juara Dana Cup U-12 di Denmark, Gubernur Pramono: Luar bIasa

Dalam sambutannya, Dr. Haris Renaldi, M.Pd selaku Ketua STIQ Ar-Rahman, menegaskan bahwa wisuda bukanlah titik akhir perjalanan akademik, melainkan awal dari fase pengabdian di tengah masyarakat. Ia menggambarkan para lulusan sebagai "mata air" yang jernih, menyejukkan lingkungan, menghidupkan masyarakat, dan menjadi solusi atas berbagai persoalan umat.

“Ingatlah prinsip air. Ia fleksibel, tidak berhenti, dan selalu mencari celah untuk mengalir, untuk memberi manfaat di mana pun berada,” pesannya kepada para wisudawan.

Sementara itu, KH. Bachtiar Nasir, Lc., M.M (UBN), selaku Ketua Senat sekaligus Pendiri dan Pembina STIQ Ar-Rahman, menyampaikan orasi ilmiah yang sarat makna. Beliau menekankan bahwa ilmu adalah obor peradaban, dan setiap orang yang menyalakan pelita ilmu, sejatinya sedang menyalakan cahaya kehidupan bagi umat.

“Ilmu adalah kehidupan bagi hati yang buta, cahaya bagi penglihatan dalam kegelapan, dan kekuatan bagi tubuh dari kelemahan,” kutip UBN dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah.

 Mengaitkan dengan tema wisuda, UBN juga menjelaskan bahwa peradaban Islam bersumber dari kegiatan membaca. Namun, membaca di sini bukan sekadar membaca secara lahiriah, melainkan melalui pendekatan Asma’ dan Shifat, yakni memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah kehidupan sehari-hari.

“Inilah dua mata air sejati yang harus mengalir dalam setiap jiwa Muslim,” tegas UBN.

Buya Iswahyudi Mukhlis, Lc., MA, selaku Ketua Yayasan Pusat Peradaban Islam, menegaskan bahwa para wisudawan bukan sekadar lulusan sarjana, melainkan duta Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw. Beliau mengajak para lulusan untuk menjadikan nilai-nilai tadabbur Al-Qur’an sebagai landasan utama dalam bersikap, memimpin, dan berkontribusi di tengah masyarakat.

“Jadikan Al-Qur’an sebagai pegangan utama, bukan hanya dibaca dan dihafal, tapi juga direnungi, ditadabburi, diamalkan, dan diperjuangkan,” pesan Buya Iswahyudi.

Apresiasi juga disampaikan oleh Dr. H. Syamsuddin RS, M.Ag, mewakili Kopertais Wilayah II Jawa Barat. Ia menyampaikan kebanggaannya atas ketertiban administratif dan capaian akreditasi kampus Tadabbur Qur’an STIQ Ar-Rahman, namun juga mengingatkan tentang tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan tinggi Islam saat ini.

“Setidaknya ada lima tantangan besar: persaingan global antar perguruan tinggi, pertumbuhan ilmu pengetahuan yang sangat cepat, masuknya kampus asing ke Indonesia, liberalisasi sektor pendidikan, serta tingginya biaya pendidikan tinggi. Dalam konteks ini, kajian Al-Qur’an dan hadis menjadi benteng penting bagi integritas pendidikan Islam,” tegasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ilham Dharmawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X