“Ada berbagai ‘jalan’ yang kami siapkan dalam program yang disebut PTPN untuk sawit rakyat. Pertama, jika ingin bermitra penuh dengan single manajemen, bisa. Kedua, ingin membeli bibit (sawit unggul bersertifikat) saja secara swadaya, juga bisa. Yang ketiga, offtaker dengan pendampingan perusahaan, dimana kita tetap membantu mengurusi PSR nya, bisa. Dan terakhir, memberikan pelatihan-pelatihan kepada petani dan kelembagaannya,” ungkap Jatmiko menjelaskan.
Menurutnya program yang dijalankan tersebut, telah berbuah manis bagi petani sawit yang di Provinsi Riau dan dirinya ingin hal ini, disampaikan pula kepada seluruh petani yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Cerita Bahagia dan Bangga Murid Papua Kibarkan Bendera Merah Putih
“Maka terimakasih kepada Regional III yang menginisiasi acara silaturahmi di bulan kemerdekaan ini dan dapat dijadikan wadah untuk menyebarkan informasi ke petani-petani di Regional lain di berbagai pulau dan provinsi,” ucapnya.
Sejumlah petani yang hadir membagikan pengalaman mereka pasca bermitra dengan PalmCo. Dista Khoesnul, petani sekaligus pengurus KUD Tunas Muda mengaku hidupnya berubah sejak bermitra dengan PalmCo.
“Dulu penghasilan pas-pasan, sekarang saya bisa menyekolahkan anak sampai sarjana,” ucapnya.
Sama halnya dengan Hadianto, Ketua Koperasi Produsen Makarti Jaya yang berada di Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu, mengukukuhkan single manajemen yang dijalankan PalmCo memang layak mendapat prediket the best role model dari Kementerian Pertanian.
“Luar biasa bermitra dengan PTPN IV PalmCo. Kita dikawal dari awal, mulai dari proses proposal sampai seluruh proses peremajaan (replanting) hingga menghasilkan. Janji bapak untuk menjamin produksi dan menggantinya jika di bawah standar, terbukti pak,” sebut Hadi.
Ia menjelaskan, di Tanaman Menghasilkan Tahun Pertama mencapai 18 ton perhektar pertahun, TM II 21 ton dan TM III mencapai 23 ton. “Alhamdulillah produksi kami di atas standar nasional,” tegasnya.
Senada dengan hal tersebut, M Nur petani swadaya dari Aceh dan Andi Akmal dari Masamba Tani Utama di Luwu Utara meminta hal yang sama untuk petani swadaya yang bermitra melalui pola offtaker.
“Semoga untuk kami petani swadaya juga bisa terus meningkat produktivitasnya dan semakin sejahtera. Bersama PalmCo kemitraan tanpa batas,” imbuh kedua petani berbeda pulau tersebut.
PTPN IV mencatatkan banyak kisah sukses dalam membangun kemitraan bersama petani. Rekomendasi teknis petani dalam pengurusan PSR yang telah terbit hingga semester I 2025 mencapai 11 ribu Ha. Sementara dari 24 ribu yang diremajakan PalmCo, 14 ribu Ha sudah menghasilkan dengan rata-rata produktivitas TBS di atas standar nasional. Petani dan kelembagaannya juga semakin sejahtera dengan SHU di atas Rp6 juta perbulan dan saldo koperasi petani yang tembus Rp13 sampai Rp 19 pertahun.
Atas hal ini diakhir kunjungan saat mengunjungi PalmCo Business Cockpit, dashboard berbagai platform digital perusahaan, ketua DPP Aspekpir Indonesia Setiyono yang diwakili oleh Efendi Pasaribu, Ketua Sekretariat DPP Aspekpir Indonesia memberikan penghargaannya kepada Jatmiko. Dirut PalmCo itu dinobatkan menjadi Bapak Pelopor Sawit Baik Berkelanjutan.
Artikel Terkait
Luncurkan Logo Baru, PTPN I Santuni Anak Yatim dan Gelar Makanan Khas Aceh
Akselerasi Swasembada Pangan, PTPN Group Jalankan Startegi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kemitraan Petani Tebu
Dukung Swasembada Beras, Holding Perkebunan Nusantara Siap Implementasikan Intercropping Padi Gogo di Lahan Peremajaan Sawit Rakyat
PTPN Group-SGN Launching Gerakan Menuju Swasembada Gula Indonesia
Update Skandal TPPU Usaha Sawit Duta Palma, Kejagung Kini Menyita Total Uang Senilai Rp6,8 Triliun
Fakta Terkini Kasus Pembunuhan Bos Sawit di Inhu Riau, Jasad Hilang Misterius di Sungai Kuantan
HUT RI, PTPN IV PalmCo Bantu Bibit Padi Gogo 110 Ha