Sebagai negara yang banyak terdampak konflik, Menteri Kebudayaan Palestina, Imadeddin A.S. Hamdan Fawzyah, menegaskan dampak perang yang menghancurkan sejarah, memori kolektif, dan melukai identitas nasional sebuah bangsa. “Di Gaza, ratusan seniman kehilangan nyawa dan bangunan bersejarah mengalami kerusakan, meskipun demikian Palestina terus meluncurkan program pelestarian budaya termasuk pengembangan industri budaya yang menyuarakan kemanusiaan,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Menteri Kebudayaan sekaligus ketua delegasi Syria, Mohammed Yassin Saleh, berharap CHANDI 2025 dapat membangun pemahaman bersama mengenai peran budaya sebagai jembatan diplomasi antarbangsa serta peluang kolaborasi. “Budaya adalah inti dari diplomasi antarbangsa, serta jalan utama untuk membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi. Budaya memiliki kekuatan untuk menjadi kompas perdamaian, penggerak pembangunan, dan modal kemanusiaan dalam menghadapi masa depan.”
Pada sesi kedua, Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, Mohamed Trabelsi, menaruh perhatian atas konflik yang berlangsung di Palestina. Menurutnya, CHANDI 2025 adalah peluang untuk memperkuat hubungan diplomasi yang berlandaskan kerja sama dan pemahaman bersama. “Budaya di Palestina adalah unsur utama dalam peradaban Palestina, ini harus kita lindungi. Tunisia akan terus suarakan perdamaian dunia.”
Baca Juga: Viral Insiden Mobil BYD Tersambar Petir Sebanyak 3 Kali di Rest Area
Agenda dilanjutkan dengan mendengar pernyataan dari ketua delegasi Belgia, Bulgaria, Cyprus, India, Laos, Mongolia, Belanda, Oman, Pakistan, Rusia, Rwanda, Tanzania, Tunisia, Albania, Prancis, Irlandia, Italia, Inggris, UNESCO Indonesia, dan Georgia.
Menutup rangkaian sidang, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan lima komitmen hasil diskusi. “Komitmen ini tercermin melalui integrasi budaya dalam pembangunan berkelanjutan, pemajuan diplomasi budaya untuk perdamaian, pemanfaatan transformasi digital dan kecerdasan buatan yang bertanggung jawab, pemberdayaan generasi muda serta industri budaya dan kreatif sebagai motor pertumbuhan inklusif, serta penguatan upaya pelestarian warisan budaya, repatriasi, dan pemberantasan perdagangan ilegal warisan budaya,” pungkas Menbud Fadli Zon.
Artikel Terkait
Soal Penulisan Sejarah Nasional, Fadli Zon Sebut Masyarakat Tak Perlu Cemas
Perkosaan Massal di Kerusuhan Mei 1998, Ini Kata Fadli Zon
IPTI Kecam Fadli Zon yang Sebut Perkosaan Massal Hanya Rumor
Fadli Zon Ungkit Tragedi Mei 1998, Beri Contoh Sejarah Tindakan Asusila Tentara Serbia ke Perempuan Bosnia
Apresiasi Fadli Zon tentang Hari Kebudayaan Nasional, PDIP Minta Penetapan Tanggal Jangan Dikaitkan dengan Prabowo
Menbud Fadli Zon: Indonesia Konsisten Tolak Genosida, Dukung Kemerdekaan Palestina