Freedom House menilai Timor Leste sebagai negara “bebas” pada 2025, mencerminkan kemajuan demokrasi meski rentan. Penilaian ini menunjukkan bahwa Timor Leste telah membuat kemajuan dalam membangun demokrasi, namun masih menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas dan keamanan.
Protes Generasi Z
Pada 15 September 2025, sekitar 1.000 mahasiswa dan pelajar memprotes pembelian 65 mobil mewah Toyota Prado senilai US$4 juta oleh parlemen di Dili. Protes berlanjut pada 16 September dengan 2.000 peserta, berujung ricuh dengan polisi menggunakan gas air mata dan demonstran membakar ban serta kendaraan pemerintah.
Seorang mahasiswa, Leonito Carvalho, menegaskan, “Kami menuntut pembatalan pembelian mobil mewah. Jika tidak, kami akan terus di sini.” Aktivis Domingos de Andrade menambahkan, “Parlemen harus hentikan kebiasaan buruk ini.”
Protes ini terinspirasi oleh gerakan Gen Z di Indonesia dan Nepal. Pada 17 September, parlemen membatalkan pembelian melalui Resolusi No. 19/2025, meskipun demonstran bersumpah melanjutkan protes hingga keputusan diresmikan.
Kemajuan di Sektor Kesehatan
Timor Leste mencatat kemajuan di sektor kesehatan melalui kemitraan dengan Kuba sejak 2003. Program Escuela Latinoamericana de Medicina (ELAM) telah melatih hampir 1.000 dokter, memastikan satu dokter per desa. Pada 2025, sekitar 100 dokter Kuba bertugas di daerah pedesaan.
Harapan hidup naik menjadi 70,36 tahun pada 2024, dan angka kematian bayi turun menjadi 30-40 per 1.000 kelahiran. Dibandingkan Nusa Tenggara Timur (NTT), Timor Leste unggul dalam distribusi dokter, meskipun NTT lebih maju dalam infrastruktur.
Pemutup:
Tantangan utama Timor Leste pasca-kemerdekaan 2002, yakni korupsi, ketidakstabilan politik, dan kekerasan, yang berakar pada lemahnya institusi, budaya patronase, ketegangan etnis, dan ketergantungan ekonomi pada minyak. Korupsi sistemik, seperti nepotisme dan penyalahgunaan dana publik, menghambat pembangunan, sementara krisis seperti kerusuhan 2006 dan protes Generasi Z pada September 2025 mencerminkan kerapuhan demokrasi.
Meski demikian, kemajuan di sektor kesehatan, seperti peningkatan harapan hidup dan distribusi dokter melalui kemitraan dengan Kuba, menunjukkan potensi perbaikan. Dengan reformasi institusi, rekonsiliasi etnis, dan diversifikasi ekonomi, Timor Leste dapat mengatasi tantangan ini menuju stabilitas dan kemakmuran.
Referensi
ABC News. (2008). East Timor president shot in attack. Sydney: ABC News.
Asia Foundation. (2015). Public perception survey on corruption in Timor-Leste. Dili: The Asia Foundation.
Australian Government, Department of Defence. (2006). Operation Astute: Australian Defence Force deployment to Timor-Leste. Canberra: Commonwealth of Australia.
Artikel Terkait
JITEX 2025 Resmi Dibuka, Wagub Rano: Tampilkan Potensi Bisnis dan Investasi Kelas Dunia
IHW Minta Pemerintah Stop Impor Nampan MBG Tercemar Minyak Babi
Respons Pakar dari RS Kariadi Semarang, Dr. Yanuar Ardani Soal Indonesia Jadi Pusat Psikosomatik dan Paliatif Asia, Ini Katanya
Banjir di Bali dan Alih Fungsi Lahan: Refleksi atas Tata Ruang dan Pembangunan Berkelanjutan
Camat Pancoran Mas, Mustakin Apresiasi Lomba PKK Depok Jaya sebagai Investasi Sosial Jangka Panjang