Kebebasan Pers, Governance, dan Transparansi Program MBG

photo author
- Minggu, 28 September 2025 | 19:31 WIB
Pius Lustrilanang (Sumber Foto: Ria/Suara.com)
Pius Lustrilanang (Sumber Foto: Ria/Suara.com)

Sejarah menunjukkan, program makan gratis di banyak negara tidak steril dari persoalan teknis. Di Jepang, Korea, maupun Finlandia, kasus keracunan makanan di sekolah pernah mencuat. Namun alih-alih membungkam media, pemerintah setempat menjadikan kritik sebagai bahan perbaikan kebijakan (Kim & Lee, Journal of School Health, 2017). Transparansi dalam menjawab kritik membuat publik semakin percaya.

Di Indonesia, tantangan MBG jelas besar: kualitas bahan pangan, rantai distribusi, hingga mekanisme pengawasan di lapangan. Semua ini membutuhkan keterbukaan pemerintah dalam menerima pertanyaan. Dengan begitu, program tidak hanya besar dalam angka, tetapi juga kredibel dalam pelaksanaan.

Demokrasi Bukan Panggung Sepihak

Demokrasi bukan panggung monolog kekuasaan, melainkan ruang dialog setara. Wartawan bertanya bukan untuk menjatuhkan, melainkan menghubungkan suara publik dengan telinga kekuasaan.

Pencabutan kartu liputan seharusnya dibaca sebagai alarm dini. Jika akses pers bisa dicabut karena pertanyaan kritis, bagaimana dengan akses masyarakat biasa? Jika program sebesar MBG tidak boleh dipertanyakan, bagaimana nasib kebijakan lain yang lebih kecil?

Pemerintah baru sebaiknya meneguhkan citra keterbukaan. Dengan membuka ruang dialog, legitimasi akan menguat. Dengan menjawab kritik, pemerintah membuktikan bahwa programnya siap diuji.

Penutup

Kebebasan pers, governance, dan transparansi adalah tiga serangkai yang tidak bisa dipisahkan. Kasus pencabutan kartu liputan wartawan CNN bukan sekadar urusan prosedural Istana, melainkan cermin bagaimana negara memperlakukan pers sebagai mitra kritis.

Publik tentu berharap, alih-alih menutup ruang tanya, pemerintah membuka lebih banyak kanal informasi. Dengan begitu, program MBG bisa berjalan bukan hanya sebagai janji politik, tetapi sebagai kebijakan publik yang legitimate, transparan, dan mendapat dukungan rakyat luas.

 

Penulis adalah Komisaris Independen PT Aneka Tambang Tbk, Penulis Buku, dan Aktivis Reformasi 1998.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ilham Dharmawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X