AHY menyatakan jangan sampai pemerintah hanya membangun jalurnya saja, tetapi tidak ada benefit atau keuntungan yang dirasakan secara luas.
“Kawasan-kawasan transit itu harus menjadi nilai tambah yang juga bisa mendukung stabilitas pembiayaan dengan pengembangan konsep TOD (Transit Oriented Development), dengan pengembangan kawasan kita bisa menangkap potensi nilai tambah dari tanah atau lahan,” paparnya.
Kawasa transit tersebut, kata AHY, sudah harus memiliki desain pengembangan sejak awal jika proyek jalur kereta direalisasikan.
Belum Final, Masih Proses Penghitungan
Dalam kesempatan yang sama, AHY membeberkan bahwa pemerintah masih mendengarkan masukan-masukan dari berbagai pihak dan masih dalam proses penghitungan.
“Jadi, saya ingin menggarisbawahi bahwa saat ini kami terus menghitung, Pemerintah Pusat tentu melibatkan K/L, termasuk dari sisi bisnis tentu kita ingin mendengarkan masukan dari teman-teman Danantara, dari perusahaan-perusahaan yang memang bergerak di situ,” jelasnya.
“Dari sisi pengembangan dan pemerataan wilayah, kita mendengarkan masukan dan ingin menarik kontribusi pemerintah daerah, karena pada akhirnya itu akan mengembangkan ekonomi daerah yang dilewati oleh kereta tersebut,” tegasnya.
China Masih Mau Lanjutkan Kerja Sama soal Whoosh
Pihak China menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan kerja sama dan koordinasi terkait operasional Whoosh di Indonesia.
“Otoritas dan perusahaan yang berwenang dari kedua belah pihak telah menjalin koordinasi yang erat untuk memberikan dukungan yang kuat bagi pengoperasian kereta api yang aman dan stabil,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun kepada awak media pada Senin, 20 Oktober 2025.
“China siap bekerja sama dengan Indonesia untuk terus memfasilitasi pengoperasian kereta api cepat Jakarta-Bandung yang berkualitas tinggi,” tambahnya.
Menurut Guo, dengan adanya kerja sama dalam proyek tersebut bisa membuat Whoosh makin berperan dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia serta meningkatkan konektivitas di kawasan yang dilewatinya.
***
Artikel Terkait
Di Balik Isu Perang Dingin Purbaya vs Luhut di Sidang Kabinet, Ada Jejak Beda Pendapat soal Whoosh hingga Family Office
Sandra Dewi Lawan Balik Putusan Sita Aset di Kasus Korupsi Harvey Moesis: dari Tas Mewah hingga Deposito Rp33 Miliar
Titik Terang Kasus Pelecehan yang Libatkan Eks Kapolres Ngada: Vonis Lebih Rendah dari Tuntutan, 3 Anak Jadi Korban
28 BUMN Berkolaborasi Wujudkan Komitmen Hijau Melalui Program TJSL BUMN Olah Sampah di Likupang
Alex Pastoor Bongkar 3 Poin Gagalnya Proyek PSSI di era Kluivert, dari Piala Dunia hingga Rekrutan Diaspora