"Tapi justru ini berhasil mengembalikan sentimen masyarakat. Pemerintah justru sekarang stabil lagi,” jelasnya.
Purbaya menegaskan, stabilitas pemerintahan kini berada dalam posisi baik di mata publik.
“Jadi stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat kecuali di mata orang itu ya. Kenapa? Karena daya belinya juga membaik,” tegasnya.
Purbaya mengaitkan naiknya kepercayaan publik dengan meningkatnya daya beli masyarakat.
Bagi dia, pemulihan ekonomi menjadi faktor utama dalam menjaga legitimasi pemerintah di mata rakyat.
Soal Daya Beli dan Kepercayaan Publik
Dalam penjelasannya, Purbaya menegaskan adanya hubungan erat antara kondisi ekonomi dengan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Menkeu RI itu menyebut, penurunan kepercayaan biasanya terjadi ketika ekonomi sedang melemah, sementara dukungan publik meningkat saat daya beli membaik.
“Sepertinya saya koboy, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah itu juga atas perintah Bapak Presiden," terang Purbaya.
"Jadi saya tidak berani gerak sendiri. Jangan dianggap saya koboy, saya perpanjangan tangan dari Bapak Presiden,” pungkasnya.
Kritikan dari Hasan Nasbi
Sebelumnya, Hasan Nasbi mengingatkan agar Purbaya berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan di ruang publik.
Kala itu, mantan Kepala Komunikasi Istana RI itu menilai gaya komunikasi yang terlalu keras bisa memunculkan kesan saling serang di antara pejabat pemerintah.
“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, sesama anggota kabinet tidak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” ujar Hasan melalui YouTube pribadinya, pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Hasan Nasbi menegaskan, perbedaan pandangan sebaiknya disampaikan di ruang tertutup, bukan di depan publik.
Artikel Terkait
Biaya Haji 2026: Pemerintah Usul Jemaah Haji 2026 Bayar Rp54,9 Juta
Wariskan Whoosh dengan Lilitan Utang Ratusan Triliun, Jokowi: Transportasi Umum Tak Diukur dari Laba
Soal Isu Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK Tapi Tetap Menolak Buat Laporan Resmi
Bergerak Bersama untuk Keberlanjutan: IFG Sinergi Karsa Hadirkan aksi Nyata ESG di Marunda
Apakah Sumpah Pemuda 1928 Masih Relevan di Era Digital?