Edisi co.id- Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto resmi menuntaskan tugasnya di kursi kepelatihan setelah perjuangan Garuda Muda di Piala Dunia U-17 2025 berakhir.
Meski langkah Indonesia terhenti di fase grup, kiprah anak asuhnya meninggalkan jejak bersejarah.
Salah satu capaian yang membanggakan, yakni kemenangan pertama Indonesia di ajang Piala Dunia kelompok umur saat mengandaskan perlawanan Honduras dengan skor 2-1.
Setelah rekor bersejarah itu, PSSI kini memutuskan untuk mempromosikan Nova ke kursi pelatih Timnas Indonesia U-20.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyambut kepulangan skuad Garuda Muda dengan penuh apresiasi.
“Kalian sudah berjuang luar biasa dan mencatatkan sejarah dengan meraih kemenangan pertama untuk Indonesia di Piala Dunia U-17 2025," tulis Erick Thohir dalam unggahan Instagram resminya @erickthohir, pada Kamis, 13 November 2025.
Meski begitu, Erick justru memastikan perjalanan Zahaby Gholy cs masih panjang.
"Bangga, tapi perjalanan masih panjang dan belum saatnya berpuas diri,” imbuhnya.
Di sisi lain, Erick menegaskan, coach Nova layak naik kelas. Menurutnya, kesinambungan pembinaan menjadi kunci agar generasi muda sepak bola Indonesia tetap berkembang.
Rencananya, sebagian besar pemain U-17 akan menjadi tulang punggung Timnas U-20 yang kini menatap agenda besar, termasuk Kualifikasi Piala Asia U-20 2027.
Lantas, bagaimana jejak perjalanan Timnas Indonesia U-17 di bawah asuhan Nova Arianto? Berikut ulasan selengkapnya.
Perjalanan Garuda Muda di Piala Dunia U-17
Tiga laga telah dijalani Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia 2025. Mereka kalah 1-3 dari Zambia, takluk 0-4 dari Brasil, dan menutup fase grup dengan kemenangan 2-1 atas Honduras.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo beri Rehabilitasi 2 Guru SMAN 1 Luwi Utara, Pulihkan Nama Baik Usai Dipecat karena bantu Honorer
Wujudkan Kawasan Layak Huni, Gubernur Pramono Resmikan Kampung Tanah Harapan
Gubernur Ansar: PKK Garda Terdepan Ketahanan Keluarga di Kepri
Kisah Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta : Hanya Tinggal Bareng Ayah, Ibu di Luar Negeri
Akademisi Ungkap Hasil Studi Jepang soal Proyek Kereta Cepat, Sebut Lebih Efektif dibanding Realisasi Whoosh Saat ini