Berkaca dari hal itu, menarik untuk membandingkan kapal selam tanpa awak alias drone bawah laut milik Indonesia dengan negara-negara raksasa, seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, hingga China.
KSOT versi Indonesia
Diketahui, rencana produksi massal KSOT menjadi langkah besar Indonesia dalam upaya modernisasi alat tempur bawah laut.
Dengan kemampuan menyelam sampai 6 bulan dan dilengkapi torpedo, KSOT masuk kategori drone bawah laut dengan sistem operasi jarak jauh.
Terlebih, KSOT juga dinilai dapat dioperasikan untuk pengawasan wilayah strategis dan misi intelijen maritim.
Orca AS
Amerika Serikat sedang mengembangkan Ocean Explorer, drone bawah laut ultra besar dengan kemampuan membawa payload modular untuk operasi jarak jauh.
Proyek ini diproyeksikan menjadi salah satu pondasi kemampuan intelijen bawah laut AS.
US Navy membuka tender untuk desain dan pembuatan prototipe OEX hingga Oktober 2025.
Program ini berjalan paralel dengan proyek LDUUV dan XLUUV, Boeing memimpin pengembangan armada yang dijuluki 'Orca' di AS.
Di sisi lain, AS fokus pada daya jelajah panjang, kemampuan sensor, dan fleksibilitas payload sehingga drone dapat memperkuat operasi di Pasifik dan wilayah strategis lain.
Poseidon Rusia
Rusia juga mengembangkan drone bawah laut bernama 'Poseidon', yang ditempatkan pada kapal selam nuklir Khabarovsk.
Poseidon merupakan torpedo berkemampuan nuklir yang diklaim mampu menghasilkan tsunami radioaktif dan menghancurkan pesisir negara musuh.
Submarine Khabarovsk diluncurkan 1 November lalu dan menjadi salah satu aset paling menyita perhatian dunia di ranah pertahanan bawah laut.
Artikel Terkait
PWNU Jabar : Jika Ingin Indonesia Maju, Kemendukbangga Kunci Strategisnya
Buka Suara soal polemik Tudingan Ijazah Palsu Jokowi, Pakar Hukum Teuku Nasrullah Bilang Begini
Natalius Pigai Bicara Harta Para Menteri: Sebut Jika Setelah Menjabat Tambah Kaya, Patut Dipertanhakan
Rugikan Negara hingga Rp112,35 Miliar, Kemendag Musnahkan Balpres Impor Pakaian Bekas Hasil Sitaan Agustus 2025
Selain Duit APBN, Menkeu Purbaya Pernah Kirim Surat ke Gubernur Imbas Lambatnya Belanja Daerah