“Kemudian akan terjadi pembulatan-pembulatan dan daya beli masyarakat yang kelas menengah bawah akan tersedot dengan redenominasi dan di sini, kita khawatirkan tingkat kemiskinan akan bertambah,” ucap Anthony.
Wacana Redenominasi Sebagai Pengalihan Isu?
Dengan tidak ada urgensi mengenai redenominasi, menurut Anthony hanya sebagai pengalihan.
“Kita di Indonesia ini kalau saya perhatikan banyak sekali sesuatu itu hanya untuk pengalihan-pengalihan, ada sesuatu yang dilempar ke publik hanya untuk pengalihan,” kata ekonom dari Political Economy and Policy Studies (PEPS) itu.
Namun, jika redenominasi akan dilakukan, setidaknya diperlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa berjalan dengan lancar.
“Seandainya redenominasi ini akan dijalankan, kita memerlukan mungkin paling sedikit 10 tahun lah, ada Undang-Undang lalu baru dilakukan,” tuturnya.
“Terus apa keuntungannya (redenominasi)? Saya tidak melihat ada keuntungannya gitu di dalam ekonomi. Saya tidak melihat substansi ini urgen untuk nilai ekonomi, ya,” jelasnya.
Sorotan wacana redenominasi juga ditujukan pada respons Bank Indonesia yang tidak membenarkan bahwa prosesnya akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Bank Indonesia sendiri kalau nggak salah juga mengatakan kalau ini (redenominasi) belum lah, masih jauh dan sebagainya,” kata Anthony.
“Jadi, seolah-olah BI justru menyangkal. Kasarnya jangan dibahas dulu karena ini masih jauh,” tukasnya.
***
Artikel Terkait
Kapolsek Babelan Ungkap Temuan Jibom, Benda yang Dipotong Korban Dipastikan Mortir Aktif
DPR Minta Produksi Kedelai Jadi Prioritas, Mentan Amran Ungkap Rencana tapi Masih Tunggu Anggaran
Atribut Polri Menempel di Mobil Pengangkut Ekstasi di tol Lampung, Tersangka Klaim Sudah Ada Sejak Dibeli
Anthony Budiawan Sebut Daya Beli Masyarakat Rendah Bukan Alasan Impor Baju Bekas Tetap Dibenarkan
Kapolri Tanggapi Fenomena Masyarakat Lebih Sering Lapor Damkar Dibanding Polisi, Sekarang Kita Lakukan Perbaikan